Bupati Aceh Barat, Sosok yang Tak Gentar Membuka ‘Kotak Pandora’
Catatan Usman Lamreung, Akademisi di Aceh Besar
BELUM sampai setahun memimpin, Bupati Aceh Barat, Tarmizi membuktikan diri sebagai pemimpin yang tak banyak bicara, tapi lebih memilih karya nyata.
Gaya kerjanya lugas: perbaiki layanan publik, percepatan cair gaji peragkat gampong, dan berani usik masalah yang selama ini ‘terbelenggu’.
Langkah pertamanya dimulai dari hal fundamental: memastikan gaji Kepala Desa (Keuchik) dan perangkatnya dibayar tepat waktu.
Bagi yang di kota, ini mungkin hal sepele. Tapi bagi ujung tombak pelayanan di gampong, ini adalah modal semangat untuk bekerja lebih baik.
Lalu memperpendek layanan birokasi dengan meresmikan Mal Pelayanan Publik (MPP). Ini adalah solusi cerdas yang diharapkan masyarakat.
Kini, urusan perizinan dan administrasi yang dulunya panjang sekarang bisa diselesaikan dalam satu atap. Praktis, cepat, tanpa drama.
Tarmizi juga berani buka ‘kotak pandora’ dengan memerintahkan audit dana CSR perusahaan tambang.
Ini langkah berani yang langka. Tujuannya jelas: memastikan uang yang seharusnya untuk rakyat tidak menguap begitu saja. Hasil bumi harus kembali pada masyarakat, bukan cuma dinikmati segelintir orang.
Di sektor pendidikan, perhatiannya tertuju pada masalah klasik: anak putus sekolah dan sarana prasarana yang masih memprihatinkan.
Ia juga fokus bagaimana warga lokal bisa bekerja di perusahaan tambang melalui pendidikan menciptakan tenaga terampil yang siap diserap dunia kerja.
Program seperti “Sarjana Membangun Gampong” dan perhatiannya pada kelompok disabilitas (ODGJ) menunjukkan kepemimpinannya yang manusiawi. Ia tak hanya membangun jalan dan jembatan, tapi juga memastikan tak ada warga yang tertinggal.
Tentu, perjalanannya masih panjang. Sembilan bulan adalah waktu yang singkat. Ujian sesungguhnya adalah konsistensi. Program bagus bisa mati jika tidak didukung eksekusi yang berkelanjutan dan ketersediaan anggaran.
Tarmizi telah menyalakan semangat perubahan. Tantangannya sekarang adalah menjaga semangat tetap menyala, tidak senyap hilang diterpa angin birokrasi.
Warga Aceh Barat kini menunggu implementasi: pelayanan yang mulus, ekonomi gampong bangkit, dan SDM yang kompetitif.
Pada akhirnya, kesuksesan seorang pemimpin bukan dihitung dari banyaknya program, tapi dari seberapa jauh perubahan itu dirasakan oleh rakyat kecil di tingkat terbawah. Di situlah nilai sebenarnya dari kepemimpinan Tarmizi akan diuji.[]