Aceh Jaya Terisolasi, Warga Bertahan di Tengah Bencana yang tak Tersentuh Kebijakan
PORTALNUSA.com | CALANG – Warga Aceh Jaya menghadapi situasi darurat yang tidak kalah berat dibanding daerah lain di Aceh yang dilanda banjir.
Meski air tidak merendam banyak kawasan, masyarakat justru terjebak dalam krisis listrik, hilangnya jaringan telekomunikasi, serta lonjakan harga kebutuhan pokok yang menekan ekonomi rumah tangga.
Pemadaman listrik sudah berlangsung empat hari sejak Rabu malam, 26 November 2025 bersamaan dengan putusnya akses internet dan komunikasi.
Ketidakpastian waktu pemulihan membuat warga semakin frustrasi, terlebih pasokan pangan ikut melonjak tanpa kendali.
Abdullah, seorang warga Kecamatan Panga, Kepada Portalnusa.com, Minggu 30 November 2025 menyampaikan kondisi ini sudah berada di titik memprihatinkan. Ia menyebut masyarakat kesulitan berkoordinasi dan terbebani harga barang yang naik tajam.
“Kami sudah tidak tahu harus mengadu ke mana. Harga kebutuhan melonjak, listrik mati total, jaringan hilang. Hidup kami gelap tanpa informasi,” katanya.
Ia juga menilai situasi ini bukan sekadar dampak bencana, tetapi kegagalan pemerintah dan pihak terkait memberi perlindungan kepada masyarakat di saat darurat.
Pada malam hari, warga terpaksa memenuhi warung kopi yang memakai genset untuk mengisi baterai ponsel. Namun langkah itu tidak banyak membantu karena jaringan telekomunikasi belum pulih.
“Baterai penuh, tapi sinyal tidak ada,” ujarnya.
Di tengah kesulitan ini, warga menduga ada praktik permainan harga oleh oknum distributor dan pedagang yang memanfaatkan situasi bencana. Mereka meminta pemerintah turun tangan segera untuk mengendalikan pasar dan memulihkan layanan dasar.
Kondisi Aceh Jaya menjadi bukti bencana tidak hanya soal banjir, tetapi juga kurangnya kesiapan infrastruktur vital dan lemahnya pengawasan.
Masyarakat berharap pemerintah segera bertindak sebelum semuanya menjadi lebih buruk.[]




