Itung-itungan ARAH: Aceh Butuh Rp 250 T untuk Rehab-Rekons, Pusat Harus Beri Izin Bantuan Internasional
PORTALNUSA.com | BANDA ACEH – Aliansi Rakyat Aceh (ARAH) mengeluarkan pernyataan terkait dengan kebutuhan dana untuk rehabilitasi dan rekonstruksi (rehab-rekons) pascabanjir-longsor di Aceh.
Koordinator ARAH, Ariza dalam keterangannya, Minggu, 7 Desember 2025 mengatakan, berdasarkan itung-itungan pihaknya, Aceh membutuhkan dana sebesar Rp 250 triliun untuk rehab-rekons kerusakan akibat bencana alam yang memiliki dampak signifikan terhadap infrastruktur dan kesejahteraan masyarakat.
Menurut LSM ARAH, angka Rp 250 triliun itu didasarkan pada perhitungan pihaknya mengingat luasnya kerusakan yang terjadi.
Tsunami pada tahun 2004 menghabiskan anggaran Rp 100 triliun dan itu hanya berdampak pada 7 kabupaten/kota.
“Sedangkan bencana hidrometeorologi yang terjadi saat ini telah berdampak pada 18 kabupaten/kota di Aceh, sehingga memerlukan intervensi yang lebih komprehensif dan terstruktur,” ujar Ariza.
Ariza menjelaskan bahwa pemerintah pusat memiliki kewajiban untuk segera memberikan izin kepada dunia internasional untuk masuk ke Aceh dan membantu proses rehab-rekons, sebagai bagian dari tanggung jawab negara dalam melindungi dan memenuhi hak-hak dasar masyarakat yang terdampak bencana.
“Kami meminta pemerintah pusat untuk tidak lagi membiarkan Aceh terisolasi dari bantuan internasional, karena hal ini akan memperburuk kondisi kemanusiaan dan menghambat proses pemulihan,” tambah Ariza.
Menurut Ariza, bencana alam di Aceh telah menyebabkan kerugian yang sangat besar, baik secara materiil maupun non-materil, termasuk kerusakan infrastruktur strategis seperti jalan, jembatan, sekolah, dan fasilitas kesehatan.
“Kami meminta pemerintah pusat untuk memprioritaskan keselamatan dan kesejahteraan rakyat Aceh, serta memastikan bahwa bantuan yang diberikan tepat sasaran dan efektif,” tegas Ariza.
ARAH juga telah melakukan kajian dan analisis terkait dengan kerusakan yang terjadi akibat bencana alam di Aceh, dan hasilnya memperkirakan bahwa biaya yang dibutuhkan untuk rehab-rekons mencapai Rp 250 triliun.
“Kami tidak ingin melihat korban bencana semakin banyak dan kerusakan semakin parah. Kami meminta pemerintah pusat untuk segera memberikan izin kepada dunia internasional untuk masuk ke Aceh dan membantu proses rehab-rekons,” tambah Ariza.
ARAH juga meminta kepada masyarakat internasional untuk segera memberikan bantuan kepada korban bencana di Aceh, sebagai bentuk solidaritas dan kemanusiaan.
“Kami meminta kepada masyarakat internasional untuk segera memberikan bantuan kepada korban bencana di Aceh, karena setiap detik sangat berharga dalam upaya penyelangan nyawa dan pemulihan kondisi,” kata Ariza.
Ariza menambahkan bahwa ARAH akan terus memantau situasi dan meminta pemerintah pusat untuk segera memberikan izin kepada dunia internasional untuk masuk ke Aceh.
“Kami tidak akan diam melihat korban bencana semakin banyak dan kerusakan semakin parah. Kami akan terus berjuang untuk mendapatkan keadilan dan kesejahteraan bagi rakyat Aceh,” demikian Koordinator ARAH.[]




