Borong Tujuh Medali, Barongsai Aceh Ukir Sejarah di Ajang PON XXI

Sekretaris Federasi Olahraga Barongsai Indonesia (FOBI) Aceh, Herianto (Acong) yang juga Pelatih Kepala Barongsai Aceh menyampaikan berbagai informasi terkait kesuksesan atlet barongsai Aceh meraih prestasi di PON XXI Aceh-Sumut. Konferensi pers yang berlangsung di Media Center PON XXI Aceh-Sumut Wilayah Aceh, Hotel Hermes Palace, Banda Aceh, Selasa, 17 September 2024 didampingi Ady Safandy sebagai pelatih, dan dua atlet peraih medali emas dan perunggu, Jeriko dan Celizhiya. (Foto Portalnusa.com)

PORTALNUSA.com | BANDA ACEH – Meski tampil perdana di PON XXI Aceh-Sumut, namun tim barongsai Aceh berhasil mengukir sejarah dengan meraih tujuh medali di ajang multievent tersebut.

Prestasi yang diraih atlet barongsai Aceh yang tergabung dalam wadah Federasi Olahraga Barongsai Indonesia (FOBI) Aceh disampaikan kepada publik melalui konferensi pers di Media Center PB PON XXI Aceh-Sumut Wilayah Aceh di Hermes Palace Hotel, Banda Aceh, Selasa, 17 September 2024.

Pertandingan barongsai PON XXI Aceh-Sumut berlangsung di Martial Art Arena, Kompleks Sumut Sport Center, Deli Serdang, Sumatera Utara, 4-8 September 2024.

“Atlet kita membawa pulang dua medali emas, dua medali perak, dan tiga medali perunggu,” kata Sekretaris FOBI Aceh yang juga Pelatih Kepala, Herianto alias Acong pada konferensi pers di Media Center PB PON XXI Aceh-Sumut Wilayah Aceh di Hermes Palace Hotel, Banda Aceh.

Menurut Acong, apa yang diraih oleh timnya adalah pencapaian luar biasa karena baru pertama sekali berlaga di PON.

“Dengan kerja keras, apapun bisa diraih termasuk dalam cabang olahraga barongsai,” kata Acong didampingi Ady Safandy sebagai pelatih, Jeriko atlet peraih emas, dan Celizhiya atlet peraih perunggu.

Ady Safandy menambahkan, sebagai cabor pendatang baru, barongsai tidak hanya tampil sebagai hiburan, melainkan simbol transformasi dari tradisi menuju ranah olahraga prestasi. “Barongsai Aceh, dari tradisi ke prestasi,” kata Ady.

Barongsai yang sebelumnya dikenal sebagai bagian dari kultur Tionghoa kini mulai menjejaki peran barunya sebagai olahraga prestasi tingkat nasional.

Di Aceh sendiri, barongsai telah menjadi bagian dari keberagaman budaya dan hiburan. Bahkan, atlet barongsai terdiri semua agama, termasuk Islam.

“Barongsai telah menjadi wadah membangun toleransi di Aceh. Kami tidak membedakan agama dan ras. Kami adalah bagian dari keberagaman yang siap untuk mempersembahkan karya terbaik untuk Aceh dan Indonesia,” tandas Ady Safandy dibenarkan dua atletnya, Jeriko dan Celizhiya.[]