NEWS  

Bustami Bezuk Remaja Korban Penyiraman Air Batere oleh Ayah Tiri

Bustami Hamzah membezuk Rahila Nada Filza, remaja perempuan korban penyiraman air batere oleh ayah tirinya pada Senin malam, 14 Oktober 2024. Hingga Sabtu, 19 Oktober 2024 remaja dari Gampong Meunasah Blang, Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe tersebut masih dirawat di RSU Cut Meutia Lhokseumawe. (Foto Tim 01)

PORTALNUSA.com | LHOKSEUMAWE – Cagub Aceh, Bustami Hamzah seperti sulit percaya melihat kondisi remaja perempuan yang terbaring tak berdaya di ruang perawatan RSU Cut Meutia Lhokseumawe.

Beberapa kali Bustami terlihat menggeleng-gelengkan kepala menatap remaja 13 tahun bernama Rahila Nada Filza dengan wajah menghitam dan kedua tangannya dibalut perban.



Baca: Di Lhokseumawe, Dua Perempuan Kakak Beradik Disiram Air Batere oleh Ayah Tiri

Remaja yang duduk di kelas 1 SMP 7 Lhokseumawe tersebut adalah korban penyiraman air betere oleh ayah tirinya pada Senin malam, 14 Oktober 2024.

Kasus penyiraman air batere itu terjadi ketika Rahila dan kakaknya sedang tidur di rumah mereka (di kamar ibunya), Gampong Meunasah Blang, Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe.  Pelaku yang tak lain adalah ayah tiri mereka langsung kabur usai melakukan kejahatan yang sulit diterima akal sehat tersebut.

Menurut pihak rumah sakit, Rahila mengalami luka serius dengan 40 persen kerusakan kulit wajah.

Pelupuk mata korban dan sebagian wajahnya harus menjalani operasi plastik. Untuk itu, Rahila harus dirujuk ke RSUZA Banda Aceh.

Seharusnya Rahila sudah dirujuk ke Banda Aceh sejak hari pertama, namun orangtuanya terkendala biaya karena pengobatannya tidak ditanggung BPJS.

Sementara kakaknya, Alaya Farisa (16 tahun), hanya mengalami luka ringan di bagian betis dan lengan dan masih dapat berjalan.

Kedatangan Bustami Hamzah disambut sang ibu, Zubaidah. Wanita berusia 41 tahun itu tampak terharu dibezuk Bustami Hamzah yang adalah mantan Pj Gubernur Aceh.

Zubaidah bercerita, pihak RSU Cut Meutia sudah menyarankan anaknya dirujuk ke RSUZA Banda Aceh sejak hari pertama kejadian. Namun, Zubaidah terkendala biaya.

Usai mendengar masalah yang dihadapi untuk pengobatan Rahila, Bustami menawarkan menanggung seluruh biaya pengobatan jika Rahila dirujuk ke Banda Aceh. Namun, Zubaidah belum dapat memutuskan.

“Ayah kandungnya masih ada dan lebih berhak memutuskan,” kata Zubaidah kepada Bustami.

Tak lama kemudian, ayah kandung Rahila yang telah bercerai dengan Zubaidah muncul di ruangan. Namun, sang ayah juga belum dapat memutuskan, dengan alasan harus bermusyawarah dulu dengan keluarga besarnya.

Bustami Hamzah tak ingin memaksa. Menjelang meninggalkan RSU Cut Meutia, Bustami menyodorkan amplop berisi uang bantuan untuk meringankan biaya pengobatan dan belanja sehari-hari selama di rumah sakit.

Bustami berpesan, kapanpun keluarga memutuskan setuju Rahila dirujuk ke Banda Aceh, dirinya siap membantu menanggung seluruh biaya pengobatan Rahila.

“Sedih sekali anak sekecil ini harus merasakan penderitaan seperti itu oleh perbuatan ayah tirinya. Semoga itikad baik kita dapat meringankan beban mereka,” kata Bustami sesaat sebelum meninggalkan RS Cut Meutia, Lhokseumawe.[]