Putri Pekerja Bangunan Pulang Sekolah dengan Ambulans yang Membawa Jenazah Ayahnya yang Meninggal Tersengat Listrik

Anis Tahira, siswi kelas III SMP Negeri 2 Peusangan memeluk jenazah ayahnya, Muzakkir yang meninggal akibat tersengat listrik di tempatnya bekerja yang bersebelahan dengan sekolah sang putri, Kamis menjelang siang, 14 Agustus 2025.(Foto kiriman Muliyadi)

Laporan Muliyadi, Kontributor Portalnusa.com, Bireuen

SUASANA mengharu biru menyelimuti masyarakat Tanjong Mesjid, Kecamatan Peusangan, Kabupaten Bireuen, Kamis menjelang siang, 14 Agustus 2025.

Kisah pilu itu berawal ketika Muzakkir (46), warga Desa Tanjong Mesjid yang berprofesi sebagai tukang menemui ajal akibat tersengat listrik ketika bekerja di rumah Nurlela (72), janda tua di Gampong Raya, tak jauh dari desanya.

Informasi dari Nurdin, warga setempat, menyebutkan kejadian bermula ketika Muzakkir meminta rekannya membeli perlengkapan listrik ke Keude Matangglumpangdua yang berjarak sekitar dua kilometer. Muzakkir sendiri melanjutkan pekerjaannya menggerinda besi untuk pemasangan pipa kabel listrik pada pekerjaan membuat kamar mandi rumah Nurlela..

Sekitar pukul 10.30 WIB, mata gerinda yang digunakan diduga mengenai kabel listrik hingga putus, membuat arus listrik menyambar kaki Muzakkir.

Tak ada yang melihat peristiwa itu kecuali seorang siswa SMP Negeri 2 Peusangan dari lantai dua sekolah yang bersebelahan dengan rumah Nurlela. Siswa tersebut langsung melaporkan apa yang dilihatnya kepada guru. Sedangkan Nurlela tak mengetahui karena sedang beristirahat di kamar akibat sakit jantung.

Rumah korban berada tak jauh dari UPTD Puskesmas Peusangan. Ambulans segera dipanggil, namun setibanya korban di UGD, dinyatakan Muzakkir telah meninggal dunia sejak di lokasi kejadian.

Yang lebih mengharukan, SMP Negeri 2 Peusangan adalah sekolah putri kandung korban bernama Anis Tahira, siswi kelas III di sekolah tersebut. Paginya, sang putri pergi sekolah dibonceng ayahnya yang sekalian pergi kerja.

Mendapat kabar musibah yang menimpa ayahnya, Anis bersama guru dan teman-temannya langsung ke puskesmas. Tak lama berselang jenazah Muzakkir dibawa pulang ke rumah duka dengan ambulans bersama sang putri yang mendampingi sambil menahan tangis. Padahal pada pagi harinya, dia masih bersama ayahnya berangkat ke sekolah.[]

Berikan Pendapat