Viral di TikTok: Aceh Tak Pernah Merdeka Bersama Indonesia
“ACEH itu tidak pernah dijajah Belanda, Aceh tidak pernah diduduki Belanda dan dia tidak pernah dikatakan merdeka tanggal 17 Agustus 1945. Aceh sudah merdeka. Mata uang yang berlaku di Aceh dengan di daerah jajahan kolonial Belanda waktu itu sudah beda (Aceh punya mata uang sendiri).”
Begitulah salah satu bagian kutipan penegasan yang disuarakan Anggota Badan Legislasi (Baleg) DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Siti Aisyah, menyoroti permasalahan kesenjangan ekonomi di Aceh yang menurutnya berakar dari sejarah yang tidak pernah disosialisasikan secara benar kepada publik.
“Aceh itu tidak pernah dijajah Belanda, tidak pernah diduduki Belanda, dan tidak pernah dinyatakan merdeka pada 17 Agustus 1945. Aceh sudah merdeka lebih dulu,” ujar Siti Aisyah, anggota DPR RI asal Riau dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) bersama Jusuf Kalla tentang Rancangan Undang-Undang (RUU) Perubahan Undang-Undang Pemerintahan Aceh (UUPA) di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, 11 11 September 2025.
RDPU itu sendiri ditayangkan secara langsung oleh Merdeka TV Parlemen dan dikutip Portalnusa.com dari akun TikTok Tgk Aceh.
Sebenarnya, lanjut Siti Aisyah, Aceh itu tidak perlu ada proklamasi (17 Agustus 1945) karena mereka memang sudah merdeka karena tidak pernah diduduki, dan Belanda mencoba melakukan usaha-usaha dengan melibatkan Snouck Hurgronje dengan pendekatan budaya (dan agama).
Presiden Indonesia pertama (Soekarno) setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia mengajak masyarakat Aceh untuk ikut menjadi Indonesia. Dan masyarakat Aceh waktu itu bersedia dengan ketentuan mereka diberikan keistimewaan untuk mengatur kekayaannya sendiri dan mereka tunduk ke Indonesia dalam bidang keamanan.
“Itulah yang tidak pernah dipenuhi oleh pemerintah kita sehingga kekayaan alam Aceh dibawa (kalau menurut masyarakat Aceh ke Jawa). Dan masyarakat Aceh sendiri miskin. Transmigran didatangkan, jalan-jalan ke lokasi transmigrasi bagus, sedangkan pemerintah Aceh sendiri tak dapat apa-apa dan merasa mereka ditipu (pepesan kosong) sehingga timbullah reaksi,” ujar Siti Aisyah.
Siti menegaskan, persoalan Aceh bukan hanya tentang ketimpangan ekonomi, melainkan ada faktor historis yang membedakan provinsi ini dengan daerah lain di Indonesia. Kalau alasannya (pemberian status istimewa karena faktor kesenjangan ekonomi) maka akan banyak daerah lain (dengan kondisi serupa) juga minta istimewa.
“Riau sendiri pernah mengajukan permintaan status istimewa, namun menurut saya kasusnya tidak sama dengan Aceh,” kata politisi dari Daerah Pemilihan (Dapil) Riau II tersebut.
Siti Aisyah menekankan, jika permasalahan Aceh hanya dianggap sebagai isu kesenjangan ekonomi, maka hal itu akan memicu daerah lain yang mengalami hal serupa untuk menuntut keistimewaan yang sama.
“Jadi kesenjangan itu bukan kesenjangan ekonomi, tetapi ada sejarah yang harus kita ingat bahwa Aceh awalnya bukan bagian dari kolonial Belanda,” tegasnya.
Tanggapan TikToker
Hingga Sabtu siang, 13 September 2025, apa yang dipaparkan Siti Aisyah telah mendapat 391 komentar, 9.384 suka, dan 1.383 kali dibagikan.
Pemilik akun Samsul Bahri menulis, “kok lebih ngerti Dapil Riau dari pada dapil Aceh.
Komentar juga ditulis Rus Lann,” anggota DPR asal Aceh saja gak pernah membuka sejarah Aceh di Senayan, kaek aji uma dan Azhari cage, ni ibuk dari Riau yang buka sejarah Aceh.
Pertanyaan juga ditulis oleh akun bapaknya yohanes,” dewan dari aceh tak pernah berbicara seperti ini di senayan, mereka ngapain?”
Akun “Mahdy_mlg” menulis,“ petinggi_2 dari Aceh tau sejarah hanya saja tidak berani berbicara…karena takut hilang jabatannya dari pemerintah pusat.”
Ada juga yang nulis begini,” Ibuk cocok nya jadi orang Aceh yang memperjuangkan hak orang Aceh” (akun ulfa-uzliyfah).
Hingga berita ini tayang belum terlihat satupun komen yang bersebarangan dengan pernyataan Siti Aisyah.[]