Bersilaturahmi ke PWI Aceh, Ini Harapan Panglima Yatim

Panglima Yatim, Rafiq berdiskusi dengan Ketua PWI Aceh, Nasir Nurdin, Rabu, 8 Oktober 2025 mengenai berbagai isu kekinian termasuk kemajuan teknologi digital yang harus disikapi secara arif dan bijaksana, terutama oleh generasi muda.(Dok Panglima Yatim)

PORTALNUSA.com | BANDA ACEH – Rafiq yang dikenal sebagai sosok Panglima Yatim bertandang ke Kantor PWI Aceh di Banda Aceh dalam rangka silaturahmi, Rabu, 8 Oktober 2025.

Kehadiran Rafiq disambut langsung oleh Ketua PWI Aceh, Nasir Nurdin. Dalam pertemuan sekitar satu jam tersebut, Rafiq menyampaikan banyak hal terkait isu keknian termasuk harapnnya agar PWI mendukung program digitalisasi bagi putra-putri Aceh dalam menghadapi tantangan kemajuan teknologi yang sangat cepat.

“Kita sebagai bangsa Aceh jauh tertinggal. Sadar atau tidak kita sudah banyak yang terjerumus ke dalam hal-hal negatif akibat salah kaprah dalam menggunakan medsos. Harus ada proteksi sejak dini untuk menyelamatkan generasi bangsa termasuk di Aceh,” kata Panglima Yatim.

Dikatakannya, dahulu kita dikenal sebagai bangsa yang beradab, bermoral, berakhlak dan reliji. Namun, menurutnya, realitas sekarang bangsa kita bangga dengan budaya teumeunak (caci maki) di medsos.

“Seperti9 tidak merasa bersalah bahkan meresa bangga dengan unggahannya. Belum lagi berbagai dampak negative paparan teknologi Internet,” ujar Panglima Yatim.

Dia mengimbau agar arif dan menyikapi perkembangan teknologi digital atau media internet. Panglima Yatim juga mengharapkan dukungan para pihak, khususnya Pemerintah Aceh agar putra-putri daerah ini diberikan kesempatan untuk belajar mengembangkan teknologi AI–siber security.

“Kita tidak bisa menghindar dari kemajuan teknologi, namun yang penting bagaimana kita mampu memanfaatkan teknologi itu untuk kebaikan tanpa merusak tatanan dan nilai-nilai luhur dalam masyarakat kita, terutama Aceh dengan syariat Islam-nya,” tandas Panglima Yatim.

Jika kemajuan teknologi tidak disikapi secara serius dipastikan bangsa ini akan rusak adab, moral dan akhlak. Ini harus menjadi tanggung jawab bersama. Karena jika teknologi digunakan untuk hal-hal positif tentunya akan dapat membantu meringankan tugas kita sehari-hari.

“Sejatinya kita harus mampu memanfaatkan teknologi untuk kepentingan yang bermanfaat, bukan malah menghancurkan,” ingatnya.

Ketua PWI Aceh, Nasir Nurdin sependapat dengan apa yang menjadi kegelisahan Panglima Yatim dan akan menjembatani kepada para pihak agar turut memberikan andil dan perhatian terhadap perkembangan anak-anak Aceh sebagai generasi penerus bangsa dalam memanfaatkan teknologi digital secara arif dan bijaksana.

“Insya Allah PWI bersama jaringan media yang ada di dalamnya siap untuk terus menyuarakan agar kita mampu mengendalikan teknologi, bukan malah menjadi budak teknologi,” kata Ketua PWI Aceh.[]

Berikan Pendapat