Oleh: Imran, SE., M.S.M/Portalnusa.com
RENTETAN cara dan mitigasi dalam upaya Pengurangan Risiko Bencana (PRB) tidak terlepas dari sejarah gempabumi dan tsunami Aceh, 26 Desember 2004.
Penanggulangan dampak bencana Aceh 2004 melibatkan berbagai negara, berbagai lembaga baik pemerintah dan nonpemerintah (NGO) sekaligus lembaga yang bernaung di bawah Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).
Dalam perjalanan waktu, pemerintah melalui BNPB menjadikan 26 April sebagai Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB). Tujuannya untuk membudayakan latihan secara terpadu, terencana dan berkesinambungan guna meningkatkan kesadaran, kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat menuju Indonesia Tangguh Bencana.
HKB diperingati setiap tahunnya pada 26 April. HKB sendiri dibentuk atas inisiasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). HKB pertama kali dicetuskan pada 2017.
Kegiatan utama HKB adalah latihan atau simulasi serentak di seluruh wilayah Indonesia, seperti latihan evakuasi mandiri, simulasi kebencanaan, uji sirine peringatan dini, uji shelter dan lainnya. Semua itu dilakukan oleh Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Tujuannya adalah mengajak para pihak untuk terlibat sekaligus meluangkan waktu untuk melakukan latihan mandiri dan kelompok dalam kesiapsiagaan bencana secara serentak.
HKB 2023 dengan slogan “Siap Untuk Selamat” mengusung tema “Tingkatkan Ketangguhan Desa, Kurangi Risiko Bencana.”
Sebagaimana disampaikan oleh Deputi Bidang Pencegahan BNPB Prasinta Dewi dalam acara Kick Off Launching HKB 2023 di Jakarta, 10 April 2023, bahwa konsep acara HKB tahun 2023 adalah Siap Untuk Selamat, dengan sub-tema “Tingkatkan Ketangguhan Desa Kurangi Risiko Bencana.”
HKB 2023 diperingati pada 26 April, dengan berbagai kegiatan yang terpusat di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.
HKB ini juga merupakan ajakan bagi masyarakat dan lembaga-lembaga/stakeholder yang fokus pada berbagai kegiatan PRB agar terbangun masyarakat yang lebih siap dan tangguh menghadapi bencana. Semoga. []