Botani Nilam

Oleh Darmansyah

IA seorang peneliti tanaman. Sapaanya karibnya ahli botani. Saya gak tanya spesies keilmuannya. Apakah sebagai ilmuwan tanaman, atau agronom. Gak paham…

Yang saya tahu ia fokus pada penelitian studi dasar tumbuhan. Ilmu budidaya dan produksi tanaman untuk pangan, hias, atau obat-obatan, seperti bunga, buah, dan sayuran.

Saya tahu juga  ilmuwan tanaman jika mempelajari hubungan antara tanaman, tanah, dan lingkungan yang dalam praktik terkait dengan produktivitas pertanian.

Kemarin saya ketemuan lagi dengannya. Saya senang saja ketemuan karena ia seorang yang humble. Sangat terbuka. Hahaha..hihihi….Padahal baru beberapa kali tatap muka.

Pendidikannya doktoral. Alumni los banos.

Saya tahu los banos. Tuan rumah dua universitas konstituen pusat penelitian asing, lokal,dan internasional.

Kota ini  adalah  rumah bagi puluhan ribu mahasiswa sarjana dan pascasarjana, peneliti, dan staf pendukung, baik lokal maupun asing. Si teman  termasuk salah satu peneliti produk los banos.

Los Baños itu sendiri sebuah munisipalitas di provinsi laguna. Filipina. Terkenal karena merupakan pusat pendidikan, sains, dan wisata, terutama karena resor-resor pemandian.

Kota los banos itu di kaki gunung makiling. Keistimewaannya meliputi banyaknya institusi penelitian dan pendidikan serta pemandangan alam yang indah. Banyak menarik wisatawan.

Saya gak pernah ke los banos. Gak punya minat. Tapi tahu los banos di era swasembada orde baru. Era padi-padi jenis pe-be. Padi unggul. Tahu tentang penelitian wereng. Wereng hama padi…

Wereng yang membuat swasembada beras mengalami paceklik. Produksi beras tercekik. Dan era iru ada pengerahan besar-besaran pasukan membasmi wereng. Dengan semprotan saprodi.

Bahkan ada pasukan capung. Pesawat yang terbang rendah di permukaan sawah  menyemprot padi dari udara. Capung yang mampu membalik kenangan petani tua di kampung-kampung.

Maaf… Cerocos tulisan ini saya salin dari heng hang saya dan dia. Saya mengutip haha..hihi…nya.

Hari saya ketemu itu karena ada tagihan dari janji yang belum terbayar. Tentang dirkursus tanaman nilam. Jenis tanaman perdu wangi yang sedang ia teliti untuk mendapat jenis unggul.

Jenis unggul untuk mempertahankan daya saing yang telah dikembangkan dari beberapa varietas  seperti tapak tuan (PA 35 persen),lhokseumawe (PA 3,21 persen) dan sidikalang (PA 32 persen).

Ketiga varietas ini mempunyai pea  tinggi. Terutama varietas tapaktuan dengan tiga puluh lima pe-a persen.

Untuk tanaman nilam ini pe-a persen ini  merujuk pada persentase patchouli alcohol. Senyawa utama dalam minyak nilam yang menentukan kualitasnya.

Semakin tinggi kadar pe-a nya, semakin tinggi pula kualitas minyak nilam dan harganya menjadi lebih mahal.

Misalnya, minyak nilam berkualitas tinggi atau sering diidentikkan dengan klas a memiliki kadar pe-a sekitar enam puluh tujuh persen.

Nilam itu merupakan jenis tanaman dari keluarga mint yang banyak dibudidayakan di kampung saya.

Tanaman ini dikenal karena menghasilkan minyak atsiri  atau patchouli oil dari daun dan batangnya yang digunakan secara luas dalam industri parfum, kosmetik, dan aromaterap

Bagi si teman nilam adalah kata yang selalu direkatkan untuk saya, selain ganja dan kopi Kalau ketemuan hari ini nilam, besok tentang ganja dan lusa tentang kopi…

Saya tahu sejak masih memulai tulis baca bahwa minyak nilam selain jadi bahan baku parfum, dengan kandungan anti inflamasinya dapat mencegah peradangan.

Disamping itu juga minyak nilam dapat mencegah rasa sakit, anti aging dan membunuh bakteri.

“Mengingat banyak manfaatnya, sebaiknya kita jangan puas hanya menjadi pengekspor minyak nilam. Kita harus proses hilirisasinya juga,” sarannya..

Nilam memiliki batang berbentuk segi empat, berbulu halus, dan daun beraroma khas yang akan mengeluarkan minyak ketika diramas.

Minyak nilam sering digunakan sebagai bahan utama atau pengikat dalam parfum, serta dalam produk perawatan kulit seperti sabun dan sampo.

Minyak ini juga memiliki berbagai kegunaan dalam pengobatan tradisional, seperti untuk asma, sakit tenggorokan, dan demam.

Secara luas ada beberapa varietas nilam yang terkenal di negeri ini. Ada nilam aceh, nilam jawa dan nilam sabun. Masing-masing dengan kualitas dan karakteristik aroma yang berbeda.

Bagi saya, kata si teman yang peneliti itu, ada keistimewaan nilam kampung anda yang tidak diatur tertulis, tapi sering dibicarakan dari mulut ke mulut..?”

“Saya gak tau,”gumam saya.

“Saya juga belum pernah ke aceh.” lanjutnya.

Makanya saya penasaran..”

Tahu jawabannya: “konon, banyak makanan di kampung lu, yang rasanya enak, karena salah satunya memakai “bumbu istimewa”, yaitu: ganja”. “Benar kah..?”

Dia melanjutkan , makanya kalau suatu saat ada kesempatan ke sana, kita cari “warung lokal” Itulah istimewanya.. Pasti rasanya juga istimewa.

Saya terkekeh dengan cerita yang keluar dari synopsis itu. Skenario pertemuan saya dan dia hari itu “hancou klaha.” Melenceng di pertengahan pertemuan.

Bahkan ketika membahas tentang hilirisasi nilam dalam bentuk parfum “klaha”nya masih gemeretak. Dunia parfum tergantung pada minyak nilam Aceh,

Wow. Dan Aceh adalah provinsi termiskin kedua dari sepuluh provinsi di Sumatra,

Wow juga. Negeri itu perlu dipimpin oleh tokoh yang celingak celinguk. Karena dari tokoh itu banyak keluar harapan hampa.

Maaf keluar nurul…

Cerita nilam ini menerbangkan saya ke bangku sekolah dulu era kencing berlari. Ketika nyambi sebagai penjaga ketel uap penyulingan nilam. Penyulingannya yang memakai drum bekas.

Penyulingan model orla yang minyak dicampur dengan getah kerwing. Yang harganya rontok di tangan konsumen.

Selain itu dalam penelitian si teman sistim penyulingan model ini bisa menurunkan kualitas minyaknya: terkontaminasi fe dari besi drum. Maka drumnya harus terbuat dari stainless steel.

Ia tak membantah hingga hari ini sebagian besar petani masih menggunakan alat penyulingan tradisional berbahan bakar kayu dengan efisiensi sangat rendah

Hanya dua hingga tiga persen. Sementara standar industri mengharuskan efisiensi minimal lima persen.

Akibatnya, petani dirugikan dari sisi harga karena  kehilangan potensi keuntungan dari hilirisasi produk

Yang seharusnya bisa menjadi sumber pendapatan signifikan bagi petani dan industri lokal jika dilakukan pengolahan lanjutan di dalam negeri.

Selain itu, tantangan besar lainnya adalah pemenuhan standar sertifikasi internasional . seperti standar kosmetik organic

Konsumen mempunyai syarat wajib untuk menembus pasar global, terutama di industri kosmetik, parfum, dan farmasi.

Saya pernah diberitahu  mengenai harga nilam yang tinggi di dunia internasional tetapi harga nasionalnya sangat rendah karena penguasaan harga oleh kartel.

Dulu kartelnya milik cina medan. Kartel mirip preman Yang sulit bagi petani  dan industri nilam lepas dari cengkeramannya

Selain tahu tentang tataniaga lokal dan internasionalnya saya juga hafal pemanfaatan unsur patchouli nilam untuk industri parfum.

Tahu juga bau wangi dari sumber bunga apa pun tidak bisa melekat tanpa patchouli. Patchouli adalah zat yang mengikat aroma agar bisa bertahan lama.

Kian banyak kandungan patchouli dalam parfum kian lama wanginya melekat.

Maka negara seperti mode berkepentingan besar agar nilam varietas terbaik bisa bangkit lagi. Anda gak perlu saya kasih tahu negara mode eropa ahli membuat parfum.

Tapi gak punya patchouli.Dalam sejarahnya kolonial-lah yang jadi pedagang nilam. Mereka yang  jual. Maka peneliti merekalah terus mencari sumber minyak nilam. Sampai jauh ke dunia timur.

Sampai ke tapaktuan. Menyisir kluet utara dan selatan. Untuk kemudian menemukan varietas tapaktuan dengan pe-a tiga puluh lima persen.

Padahal dengan pe-a dua puluh lima persen lebih dari cukup. Varietas tapaktuan ini yang menumpangkan aceh sebagai negeri penghasil.

Belanda yang sudah menguasai perdagangan rempah tinggal menambah satu komoditas: nilam. Sumbernya sama: dari nusantara.

Dulu saya pernah diberitahu konon sumber awal benihnya nilam itu dari filipina –mungkin dari wilayah selatan yang dekat dengan ternate.

Dari hasil riset itulah diperoleh kesimpulan: yang ditanam di tapaktuan-lah yang terbaik. Maka negeri itu menjadi sumber utama nilam dunia.

Bahkan, monument jejak sejarahnya masih ada di pusat kota tapaktuan. Dengan anno seribu sembilan ratus dua puluh enam. Masih ketel besi bajanya. Masih ada bak airnya…

Masih ada cucu-cucu pemilik gandels atau saham dari netherlands indische landook acheh maatschappij.

Udah sampai di sini dulu…[]

  • Darmansyah adalah wartawan senior, penulis “Kolom Bang Darman”
Berikan Pendapat

Berita Terkait

Bor Seulawah

Darmansyah
0

Rakyat Em-er-te

Darmansyah
0

Mandai Tertawa

Darmansyah
0