Burni Telong; Mewaspadai Geliat si ‘Menyala’
Laporan Portalnusa.com dari Berbagai Sumber
GUNUNGAPI Burni Telong di Kabupaten Bener Meriah kini memperlihatkan geliatnya.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia resmi menaikkan status aktivitas Gunung Burni Telong dari Level II (waspada) menjadi Level III (siaga).
Peningkatan status tersebut berlaku sejak Selasa malam, 30 Desember 2025 pukul 22.45 WIB.
Kenaikan status ini dipicu oleh meningkatnya aktivitas gempa di sekitar gunung api tersebut.
Sehubungan dengan peningkatan status tersebut, Badan Geologi mengeluarkan sejumlah rekomendasi.
Masyarakat, pengunjung, dan pendaki dilarang mendekati area kawah Gunung Burni Telong dalam radius empat kilometer dari kawah.
Selain itu, masyarakat diimbau tidak beraktivitas di sekitar fumarol dan solfatara, terutama saat cuaca mendung atau hujan, karena konsentrasi gas vulkanik dapat membahayakan keselamatan.
Geliat si ‘menyala’
Gunungapi Burni Telong adalah gunung berapi aktif tipe stratovolcano di Kabupaten Bener Meriah dengan ketinggian sekitar 2.600 mdpl, dikenal masyarakat Gayo sebagai “gunung yang menyala” karena aktivitasnya dan menjadi daya tarik ekowisata.
Sejarah letusannya tercatat pada tahun 1837, 1839, 1856, 1919, dan terakhir 1924, dengan letusan kecil yang mengeluarkan asap.
Aktivitasnya belakangan ini sering naik-turun status (Level I-II/Normal-Waspada) akibat gempa tektonik, namun tetap menjadi destinasi pendakian favorit meski dengan pembatasan jarak aman dari kawah.[]
Kawasan ibu kota Kabupaten Bener Meriah dengan berbagai pesonanya termasuk Gunung Burni Telong di-latarbelakangnya yang berdiri kokoh. (Foto Theacehpost.com)




