JIKA ada organisasi sosial yang menggabungkan kegiatannya dengan petualangan, kepariwisataan, dan misi penyelamatan korban bencana alam, maka tak berlebihan kalau kita langsung menyebut Koetaraja Rescue. Karena begitulah fungsi dan misi yang digerakkan organisasi berbasis otomotif tersebut. “Dengan berbagai potensi yang kami miliki, baik SDM maupun peralatan, kami siap melaksanakan kerja-kerja sosial dan terlibat dalam penanggulangan bencana,” kata Ketua Umum Koetaraja Rescue, Musni Haffas kepada Murdani dari Portalnusa.com di markas klub tersebut, Desa Lam Ara, Kecamatan Banda Raya, Kota Banda Aceh, beberapa waktu lalu.
Musni Haffas yang lebih dikenal dengan panggilan Alex menjelaskan, Koetaraja Rescue yang didirikannya pada 6 Agustus 2013 merupakan organisasi sosial dan peduli bencana.
Di organisasi ini, kata Alex, berhimpun para off-roader sekaligus relawan yang bukan saja aktif di penanggulangan bencana, sosial, dan pariwisata tetapi juga support berbagai kegiatan masyarakat yang membutuhkan.
“Organisasi kita ini independen, khusus recovery di jalur off-road,” katanya.
Alex yang juga mantan Ketua Pengda IOF Aceh periode 2008-2014 mengatakan, saat ini Koetaraja Rescue memiliki 15 unit mobil dengan spesifikasi adventure milik pribadi yang siap diterjunkan pada kondisi darurat bencana.
Mobil dengan spesifikasi adventure di bawah bendera Koetaraja Rescue, terdiri 5 unit Land Cruiser Bundera, 2 unit Land Rover Defender .2 unit LC VX Turbo, 2 unit Hardtop, 2 unit Daihatsu Rugger, 1 double cabin, dan 1 unit Unimox.
“Armada dengan spesifikasi khusus itu siap kita kerahkan kapan saja dibutuhkan,” ujar Alex yang juga Ketua Indonesia Offroad Xpedition (IOX) Aceh.
Koetaraja Rescue telah terbentuk di berbagai kabupaten/kota di Provinsi Aceh dan memiliki 40 unit mobil spesifikasi adventure yang tersebar di wilayah rawan bencana alam.
Pemerintah Aceh melalui BPBA masih menjalin kerja sama dengan Koetaraja Rescue hingga 2023 dan merupakan satu-satunya klub off-road di Indonesia yang menjalin kontrak kerja sama dengan pemerintah.
Aceh merupakan daerah rawan bencana. Keberadaan Koetaraja Rescue telah banyak membantu pemerintah dan masyarakat dalam upaya evakuasi awal pascabencana dan menyalurkan bantuan termasuk ke kawasan terisolir akibat bencana.
Dikatakan Alex, Koetaraja Rescue sering diajak oleh pemerintah untuk menelusuri jalan tembus seperti jalur Jantho-Lamno, jalan Tapaktuan-Bulohseuma, Gayo Lues Lesten ke Pulau Tiga, dan kawasan-kawasan sulit dan terisolir lainnya.
Kutaraja Rescue juga telah ditetapkan sebagai Tim Reaksi Cepat (TRC) dalam penanggulangan bencana oleh Pemerintah Aceh.
Dalam kiprahnya, lanjut Alex, Koetaraja Rescue juga mendapat support fasilitas dan pelatihan relawan dari Pemerintah Aceh dan lembaga lainnya seperti Handicap Internasonal asal Prancis, WHO. PMI, dan beberapa LSM nasional.
Di tatanan lintas organisasi, selain aktif di organisasi berbasis otomotif, Alex juga peduli dengan isu-isu yang terkait pengurangan risiko bencana.
Pada periode pertama terbentuknya Forum Pengurangan Risiko Bencana (Forum PRB) Aceh yang dipimpin oleh Cut Faisal, Alex duduk sebagai Wakil Ketua Dewan Penasehat. Kemudian menjadi salah seorang unsur pengurus pada periode 2017-2022 ketika organisasi ini dipimpin Nasir Nurdin.
Pada akhir wawancara di markas Koetaraja Rescue, Alex berpesan kepada seluruh klub off-road di Aceh agar tetap tanggap dan sigap membantu masyarakat baik pada kegiatan sosial maupun bencana. “Semoga keberadaan kita memberikan makna,” demikian Musni Haffas. []