BAS Aceh Jaring Berbagai Masukan Melalui FGD Kemandirian Ekonomi Kerakyatan

Ketua DPD BAS Aceh, Isa Alima memberikan penghargaan kepada Wakil Ketua PWI Aceh, Asnawi Kumar yang menjadi salah seorang pemetari pada FGD Kemandirian Ekonomi Kerakyatan yang berlangsung di Kyriad Muraya Hotel Banda Aceh, Sabtu malam, 26 Agustus 2023.(Dok BAS for Portalnusa.com)

PORTALNUSA.com | BANDA ACEH – Focus Group Discussion (FGD) yang dilaksanakan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Brigade Anak Serdadu (BAS) Aceh menjaring berbagai masukan, solusi, dan ide untuk kemandirian ekonomi kerakyatan, khususnya menyikapi kondisi ekonomi Aceh yang masih memprihatinkan.

FGD berlangsung di Kyriad Muraya Hotel Banda Aceh, Sabtu malam, 26 Agustus 2023. Kegiatan bertema, “Dengan Semangat Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia Kita Bangun Kemandirian Ekonomi Kerakyatan” dilaksanakan dalam rangka memperingati HUT ke-78 RI.

Acara yang diikuti 70 peserta dari berbagai elemen masyarakat itu dibuka oleh Pj. Gubernur Aceh Achmad Marzuki diwakili Kadiskop dan UKM Aceh, Azhari. S. Ag. M. Si. Sedangkan narasumber Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Aceh diwakili Dirut BPR Syariah Hikmah Wakilah Sugito, Ketua PWI Aceh diwakili Wakil Ketua Asnawi Kumar, dan Pengamat Ekonomi dari USK Dr. Amri, SE., MSi.

Ketua DPD BAS Aceh, Drs Isa Alima, mengatakan, kegiatan ini digelar untuk menghimpun ide dan gagasan yang dapat mendukung kemandirian ekonomi kerakyatan, di tengah keterpurukan ekonomi khususnya di Aceh.

Ia berharap kehadiran para pemateri yang juga pakar di bidangnya masing-masing dapat menjelaskan persoalan ekonomi saat ini, yang nantinya dapat dijadikan acuan sebagai bagian dari mencari solusi untuk meningkatkan kemandirian ekonomi di Aceh pada khususnya.

MES dampingi UMKM

Dirut BPR Syariah Hikmah Wakilah, Sugito yang menjadi pemateri pertama menyampaikan sekilas tentang ekonomi syariah dan apa yang telah dibuat oleh MES terhadap perkembangan ekonomi syariah di Aceh, bahkan sebelum Bank Syariah Indonesia (BSI) masuk ke Aceh pihaknya terus berperan untuk mendukung pengembangan UMKM dan ekonomi syariah di Aceh.

“Tugas MES sebagai patner pemerintah, tugas kami bagaimana mengedukasi, sosialisasi, dan literasi tentang ekonomi Islam dan ekonomi syariah di seluruh aspek kehidupan,” kata Sugito.

Sugito yang juga Sekretaris MES Aceh itu menuturkan, hubungan MES bukan hanya dengan perbankan, tapi juga kepada industri. MES, kata Sugito, juga mendampingi UMKM bagaimana supaya bisa berkembang yang tujuannya untuk mendukung kemandirian ekonomi masyarakat.

Benahi SDM

Wakil Ketua PWI Aceh, Asnawi Kumar yang mewakili unsur profesional kewartawanan menceritakan perkembangan industri, termasuk perkembangan industri media.

Dia menegaskan, keberadaan media massa sendiri sangat penting untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana amanat konstitusi.

“Salah satu fungsi pers itu antara lain fungsi pendidikan, hiburan, juga sebagai kontrol sosial. Saya menggarisbawahi apa yang disampaikan Pak Pj Gubernur Aceh melalui Pak Azhari bahwa kita ini ada persoalan sumber daya manusia (SDM) yang rasanya harus terus kita tingkatkan,” ujar Asnawi yang merupakan Wakil Ketua PWI Aceh Bidang Pendidikan.

Asnawi menyarankan, jika ingin meningkatkan kemandirian ekonomi dengan potensi yang ada, maka yang paling penting menurutnya adalah soal SDM.

“Inilah yang perlu kita terus tingkatkan,” tegasnya seraya menambahkan, “termasuk memberikan beasiswa bukan hanya dalam negeri tapi hingga ke luar negeri.”

Dampak minggat bank konvensional

Pengamat Ekonomi Dr Amri, menjelaskan persoalan hancurnya ekonomi saat ini khususnya di Aceh, salah satu penyebabnya karena minggatnya perbankan, yang merupakan jantung ekonomi bagi rakyat.

Amri sempat menyinggung hengkangnya bank konvensional dari Aceh yang menurut amatannya justru meruntuhkan ekonomi Aceh setelah sekian tahun dibangun pasca-perdamaian Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dengan Pemerintah Indonesia.

Pengamat Ekonomi yang juga dosen Ekonomi dan Bisnis di Universitas Syiah Kuala itu menyebut, bank merupakan salah satu investor yang sangat penting dalam mendongkrak perekonomian Aceh.

Dia menambahkan, uang merupakan darah ekonomi. “Memang uang bukan segala-galanya, tapi segala-galanya butuh uang,” ujarnya.

Ratusan unit bank di Aceh, seperti BRI juga memberikan dampak sangat besar terhadap perekonomian Aceh. Ia sempat menyinggung dampak yang diterima eks pekerja di unit-unit yang sudah tutup tersebut, termasuk juru parkir, penjual es cendol dan sebagainya.

Karena yang paling terdampak adalah masyarakat dengan tingkat ekonomi bawah. Karena itu, Dr Amri berharap BSI, Bank Aceh Syariah dan bank syariah lainnya di Aceh segera masuk ke ruang-ruang yang sudah ditinggalkan oleh bank konvensional agar dampak tersebut dapat diminimalisir.

“Harus masuk ke relung-relung yang ditinggalkan itu, jangan dianggap itu tidak berdampak, sangat berdampak pada tingkat kemiskinan dan pengangguran di Aceh saat ini, maka itu harus dimaksimalkan kembali. Karena berharap bank konvensional yang sudah hengkang untuk balik lagi itu tidak mungkin,” tandasnya. []