Penyintas Konflik dan Kelompok Marginal Ikuti Bimtek Kewirausahaan Berperspektif Gender

Flower Aceh dan ASPPUK menggelar Bimtek Kewirausahaan Berprespektif Gender bagi 40 perempuan penyintas korban konflik dan kelompok marjinal lainnya. Bimtek digelar 12-14 Oktober 2023 di salah satu cafe di Banda Aceh. (Foto Ist for Portalnusa.com)

Laporan Akramul Muslim, Banda Aceh

PORTALNUSA.com | BANDA ACEH – Asosiasi Pendamping Perempuan Usaha Kecil Mikro (ASPPUK) bersama Flower Aceh menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) kewirausahaan berperspektif gender.



Kegiatan yang berlangsung pada 12-14 Oktober 2023 di salah satu cafe di Banda Aceh diikuti 40 perempuan  penyintas korban konflik dan kelompok marjinal lainnya.

Kegiatan ini merupakan kerja sama  ASPPUK dan Flower Aceh dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA). Flower merupakan anggota ASPPUK di Aceh.

Bimtek bertujuan mendukung hak ekonomi kelompok rentan dan terpinggirkan serta mengembangkan bisnis ramah lingkungan yang responsif gender sebagai alternatif melawan ketidakadilan bisnis eksploitatif.

Selain itu, untuk memperkuat ketahanan ekonomi perempuan dan berkontribusi dalam pembangunan di Aceh.

Pembukaan bimtek dihadiri beberapa pejabat terkait, seperti Koordinator Bidang Ekonomi Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Aceh (DPPPA), Komisioner Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (KKR) Aceh Oni Imelva, Staf Ahli  dan Fasilitator ASPPUK Muhammad Firdaus, dan Direktur Eksekutif Flower Aceh, Riswati

Plt. Kepala Dinas PPPA Aceh, Meutia Juliana, S.STP, M.Si diwakili oleh Inayah mengatakan Pemerintah Aceh melalui DPPPA sangat mengapresiasi kegiatan Bimtek kewirausahaan yang dilaksanakan KPPPA, ASPPUK dan Flower Aceh.

Bimtek kewirausahaan ini dapat mendukung penguatan kapasitas bagi perempuan penyintas di Aceh dan berkontribusi pada percepatan kesetaraan dan keadilan gender sesuai tujuan  Sustainable Development Goals (SDGs).

Komisioner KKR Aceh, Oni Imelva mengatakan KKR Aceh sebagai lembaga yang dibentuk Pemerintah Aceh untuk merekomendasikan pemenuhan hak-hak pelanggaran korban masa lalu sangat mengapresiasi kegiatan yang juga melibatkan perempuan penyintas konflik ini.

KKR Aceh bekerja di 17 kabupaten/kota di Aceh. KKR sudah mendokumentasikan pelanggaran hak asasi manusia masa lalu sebanyak 5.195 korban.

“KKR juga merekomendasikan program pemulihan yang terkait dengan kebutuhan korban hingga mampu menunjang kebutuhan hidup korban. Mayoritas korban butuh fasilitas modal usaha dan pelatihan wirausaha ini sangat mendukung sehingga dapat meningkatkan kapasitas agar punya ide, inovasi dan meningkatkan taraf ekonomi,” ujar Oni.

Muhammad Firdaus menjelaskan bahwa ASPPUK merupakan jaringan kerja 44 lembaga swadaya masyarakat (LSM), termasuk Flower Aceh yang bergerak di bidang pemberdayaan dan penguatan ekonomi perempuan usaha kecil dan mikro.

ASPPUK tersebar di 20 provinsi di Indonesia dengan kegiatan utamanya peningkatan kapasitas melalui pelatihan pendampingan dan penguatan kelompok, riset dan advokasi kebijakan gender, mendorong kepemimpinan perempuan dalam bisnis, penguatan dan pengembangan lembaga keuangan, serta pengembangan jaringan pasar.

Saat ini, kata Firdaus, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) bekerjasama dengan ASPPUK melaksanakan bimtek kewirausahaan gender dan pendampingan bagi perempuan penyintas kekerasan dan kelompok rentan di 6 provinsi, yaitu Aceh, Bengkulu, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Bali, dan Maluku. “Di Aceh, bimtek dilaksanakan di Kota Banda Aceh dan Aceh Utara” tutur Firdaus.

Riswati yang juga sebagai Ketua Dewan Pengawas ASPPUK mengatakan pelatihan melalui kewirausahaan berbasis gender, mereka dapat memperoleh dukungan dan sumber daya yang diperlukan untuk mengatasi tantangan sosial dan ekonomi yang mereka hadapi.

Lanjutnya, selama tiga hari peserta diberi pemahaman bagaimana berwirausaha melihat dari sudut pandang gender.

Peserta mendapatkan penguatan perspektif gender, dilatih memetakan ide usaha, membuat analisis SWOT, strategi pemasaran.

Peserta juga dilatih digital marketing seperti belajar desain logo atau produk, strategi pemasaran, hingga pencatatan keuangan sederhana dan leadership.

Salah satu peserta bimtek, Lisnawati, mengungkapkan rasa senang dan terima kasihnya bisa mengikuti kegiatan ini. Ia berharap bisa menerapkan ilmu yang didapat untuk mengembangkan usahanya.

“Saya senang sekali bisa ikut bimtek ini. Belajar banyak hal baru tentang wirausaha. Saya berharap bisa menerapkan ilmu ini untuk mengembangkan usaha saya,” kata Lisnawati.[]