PORTALNUSA.com | BANDA ACEH – Sekda Aceh, Bustami Hamzah mewakili Pj Gubernur Achmad Marzuki bersama Wakil Menteri Kominfo (Wamen Kominfo) RI, Nezar Patria melakukan pengguntingan pita menandai selesainya proses rehab Kantor PWI Aceh di kawasan Simpang Lima, Banda Aceh, Rabu, 25 Oktober 2023.
Prosesi peresmian rehab Kantor PWI Aceh menjadi rangkaian peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1445 H dan peusjiuek (tepung tawar) Ketua Umum (Ketum) dan Sekjen PWI Pusat, Hendry Chairudin Bangun dan Sayid Iskandarsyah.
Ketua PWI Aceh, Nasir Nurdin menyampaikan laporan kegiatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1445 di PWI Aceh, Rabu, 25 Oktober 2023. (Foto Abdul Hadi/PWI Aceh)
Wamen Kominfo RI tiba di Kantor PWI Aceh didampingi Sekda Bustami dan langsung disambut Ketua PWI Aceh, Nasir Nurdin.
Di pintu utama Kantor PWI Aceh, Wamen Kominfo dan Sekda Aceh ‘dihadang’ oleh pita yang melintang pada kedua sisi pintu.
Dengan menggunakan gunting satu orang satu, Wamen dan Sekda langsung memotong ‘penghalang’ tersebut dan selanjutnya bersama Ketua PWI Aceh masuk ke dalam ruangan yang baru selesai direhab dan menampilkan tata interior yang berbeda dengan sebelumnya.
Baca: Sebulan Pascakongres, Ketum dan Sekjen PWI Pusat Dipeusijuek di Aceh
Di dalam ruang khusus yang telah disediakan untuk tamu-tamu VVIP, Wamen dan Sekda Aceh menikmati jamuan kenduri dengan menu kuah beulangong.
Ikut bergabung antara lain anggota DPR RI HM Nasir Jamil, Ketua Umum dan Sekjen PWI Pusat Hendry Chairudin Bangun dan Sayid Iskandarsyah, Ustadz Masrul Aidi Lc, Ketua Penasehat PWI Aceh H Sjamsul Kahar da Wakil Ketua Bustamam Ali, salah seorang tokoh pers Aceh Adnan NS, Wakil Bupati Pidie Jaya Sayid Mulyadi, perwakilan Forkopimda Aceh, Forkopimda Banda Aceh, dan Forkopimda Aceh Besar.
Jamuan kenduri merupakan akhir dari rangkaian acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1445 H di PWI Aceh.
Rangkaian acara yang dipandu oleh MC Dosi Elfian tersebut dimulai laporan Ketua PWI Aceh, Nasir Nurdin dilanjutkan prosesi peusijuek dimulai oleh Ketua Majelis Adat Aceh (MAA) Kota Banda Aceh, Tgk Ameer Hamzah dilanjutkan oleh Penasihat PWI Aceh Bustamam Ali dan Pimpinan Ponpes Babul Magfirah Tgk Masrul Aidi, Lc.
Komitmen PWI Pusat
Ketua Umum PWI Pusat Hendry Chairudin dalam sambutannya menyatakan komit untuk meningkatkan kompetensi dan wawasan kebangsaan anggota organisasi tersebut khususnya dalam upaya terlibat langsung terhadap persoalan bangsa.
“Fokus utama kita adalah memperbaharui komitmen yakni meningkatkan kompetensi wartawan dan wawasan kebangsaan,” kata Hendry, sebagaimana dilansir LKBN Antara.
Ia menjelaskan, PWI harus kembali kepada khittahnya yakni tidak hanya pada tataran kode etik dan internal, tapi ikut terlibat dalam persoalan bangsa terutama dalam menjaga keutuhan NKRI.
“PWI khususnya wartawan harus memiliki itikad untuk menjaga keutuhan bangsa. Artinya setiap karya jurnalistik yang dihasilkan harus mempertimbangkan keutuhan bangsa,” katanya.
Ia menjelaskan pihaknya akan terus meningkatkan pendidikan dalam upaya meningkatkan kemampuan teknis jurnalistik khususnya dan wawasan kebangsaan.
Hendry juga menginformasikan, salah satu program PWI Pusat dalam waktu dekat ini adalah melaksanakan Uji Kompetensi Wartawan (UKW) dengan biaya PWI Pusat yang digalang dari para donor.
“Akan kita laksanakan di empat provinsi di Tanah Air dan salah satunya adalah di Provinsi Aceh,” Katanya.
Dalam pidatonya, Ketua Umum PWI Pusat juga menginformasikan tentang program pendataan aset PWI dengan melakukan sertifikasi.
“Kami sudah berbicara dengan Menteri ATR/BPN dan siap membantu proses sertifikasi asset PWI, terutama gedung dan pertapakan tanah. Kami berharap PWI Aceh bisa menyerahkan sertifikat pertama untuk PWI Aceh,” tandas Hendry disambut aplusan hadirin.
Kritisi bahasa wartawan
Pimpinan Ponpes Babul Maghfirah Aceh Besar, Ustadz Masrul Aidi Lc, MA yang mengsi ceramah maulid Nabi Muhammad SAW 1445 H di PWI Aceh mengawali tausiahnya dengan mengungkapkan sosok wartawan terbaik yaitu Nabi Muhammad SAW.
“Nabi Muhammad adalah sosok wartawan terbaik. Beliau langsung mengabarkan (memberitakan) berita dari langit dan dengan bahasa tarbaik, indah, dan tanpa kesalahan,” kata Masrul Aidi yang dikenal sangat dekat dengan kalangan wartawan.
Dalam ceramahnya yang berdurasi lebih satu jam—sambil menunggu kedatangan Sekda Aceh bersama Wamen Kominfo—Ustadz Masrul Aidi banyak mencontohkan kesalahan bahasa yang dipraktikkan oleh wartawan sehingga bisa mengurangi kredibilitas media tertentu.
“Masyarakat kita semakin kritis dan pintar, karenanya berhati-hatilah dalam berbahasa, baik lisan maupun tulisan,” begitu antara lain inti ceramah Masrul Aidi.
Ketua PWI Aceh Muhammad Nasir Nurdin menyampaikan terima kasih atas kehadiran Ketua Umum PWI Pusat ke provinsi ujung paling barat Indonesia itu dalam rangka peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang turut dirangkai dengan peusijuek (tepung tawari) Ketua Umum PWI Pusat bersama Sekjed PWI dan peresmian rehab gedung PWI Aceh.
Ketum Bertemu Pengurus
Di luar peringatan maulid dan berbagai agendanya, Ketua Umum (Ketum) PWI Pusat, Hendry Chairudin Bangun didampingi Sekjen-nya, Sayid Iskandarsyah melakukan pertemuan khusus dengan Pengurus PWI Aceh dan Pengurus PWI Kabupaten/Kota di Aula Gedung PWI Aceh.
Pada kesempatan itu, Ketum PWI Pusat kembali mengulangi pernyataannya untuk menegakkan berbagai aturan demi marwah PWI sebagai organisasi besar para wartawan.
“Kami tak main-main dalam menegakkan aturan, termasuk larangan ANS menjadi wartawan sebagaimana hasil rapat Dewan Kehormatan (DK) PWI,” tandas Hendry.[]