Tak Ada Ambulance, Warga Aceh Barat Tandu Jenazah dengan Kain Sarung

Warga Gampong Pulo Teungoh, Kecamatan Pante Ceureumen, Aceh Barat menandu jenazah Ibrahim (70) dengan kain sarung sejauh lebih kurang dua kilometer akibat tidak mendapatkan layanan ambulance pengantar jenazah, Senin, 8 Januari 2023. (Foto kiriman warga for Portalnusa.com)

PORTALNUSA.com | MEULABOH – Warga Gampong Pulo Teungoh, Kecamatan Pante Ceureumen, Kabupaten Aceh Barat harus menandu jenazah seorang warga mereka dengan kain sarung akibat ketiadaan ambulance di Puskesmas Pante Ceureumen.

Jenazah yang ditandu dengan kain sarung tersebut adalah Almarhum Ibrahim (70), warga Gampong Pulo Teungoh yang meninggal akibat diseruduk kerbau pada Senin pagi, 8 Januari 2024.



Keuchik Pulo Teungoh, Nasir membenarkan kabar duka tersebut. Menurutnya, Ibrahim ditemukan dalam kondisi meninggal di dekat rumahnya akibat diseruduk kerbau. Hingga pukul 11.00 WIB jenazah Ibrahim tak bisa dibawa pulang ke rumah keponakannya karena tak ada ambulance di Puskesmas Pante Ceureumen.

“Di rumahnya tak ada siapa-siapa sehingga jenazah Ibrahim harus dibawa pulang ke rumah keponakannya yang berjarak sekitar dua kilometer, masih dalam wilayah Gampong Pulo Teungoh. Warga sudah minta bantuan ambulance dari Puskesmas Pante Ceureumen tetapi kedua ambulance yang ada di Puskesmas tersebut dilaporkan sedang digunakan untuk pasien yang lain,”  kata Keuchik Pulo Teungoh.

Didasari pertimbangan untuk cepat difardhukifayahkan, akhirnya warga memutuskan untuk menandu jenazah dengan menggunakan kain sarung yang digantungkan ke bambu. Cara tradisional di tengah kehidupan modern itu pun dilakoni warga Gampong Pulo Teungoh hingga jenazah bisa sampai ke tujuan yang berjarak sekitar dua kilometer.

Bu Kadis terkejut

Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan Aceh Barat, Syarifah Junaidah mengaku terkejut mendengar laporan dari wartawan ada jenazah ditandu dengan kain sarung di Gampong Pulo Teungoh, Kecamatan Pante Ceureumen.

“Saya tidak tahu kejadian itu, sebentar saya hubungi Kepala Puskesmas-nya,” kata Syarifah saat dijumpai Portalnusa.com di Kantor DPRK Aceh Barat.

Menurut Kadis Kesehatan Aceh Barat, berdasarkan laporan dari Kepala Puskesmas Pante Ceureumen, pada saat bersamaan kedua ambulance yang ada di Puskesmas Pante Ceureumen digunakan untuk keperluan yang lebih darurat.

“Ambulance bukannya tidak ada, tetapi keduanya sudah digunakan untuk keperluan pasien di Puskesmas yang statusnya darurat,” jelasnya.

Ambulance pertama digunakan untuk mengantar pasien minum racun ke RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh sedangkan yang satu lagi standby untuk mengantar npasien sesak nafas akibat penyakit jantung.

“Kedua ambulance digunakan untuk keadaan darurat, bukan berarti yang meninggal tidak penting. Tetapi hanya saja yang meninggal harus menunggu ambulance kembali setelah mengantarkan pasien yang darurat,” demikian Kadis Kesehatan Aceh Barat.[]