PORTALNUSA.com | JANTHO – Penjabat (Pj) Bupati Muhammmad Iswanto, S.STP, MM yang diwakili Sekdakab Aceh Besar Drs Sulaimi M.Si, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekdakab Aceh Besar M Ali SSos MSi, bersama unsur Forkopimda, TNI, Polri, pejabat BPS, dan OPD terkait, mengikuti zoom meeting menyangkut koordinasi pengendalian inflasi daerah dengan Menteri Dalam Negeri Prof Tito Karnavian di ruang rapat Lantai III Kantor Bupati Aceh Besar, Senin (10/7/2023).
Di depan peserta Rakor Pengendalian Inflasi Daerah yang diikuti para Gubernur, Bupati/Walikota, dan pejabat terkait lainnya di seluruh Indonesia, Mendagri Prof Tito Karnavian meminta para kepala daerah se-Indonesia untuk selalu memperkuat koordinasi dengan seluruh unsur, guna mendukung program pengendalian inflasi daerah yang sudah menjadi program nasional saat ini.
Dalam Rakor Pengendalian Inflasi Daerah itu mengemuka bahwa ada beberapa komoditas penyumbang utama kenaikan Indeks Perkembangan Harga (IPD) di sejumlah kabupaten/kota di Indonesia hingga minggu pertama bulan Juli 2023, seperti cabai merah, daging ayam ras, bawang putih, dan cabai rawit.
Adapun komoditas penyumbang penurunan IPH di sejumlah wilayah hingga minggu pertama Juli 2023 meliputi cabai rawit, daging ayam ras, bawang merah, serta ikan kembung.
Mendagri Tito Karnavian juga menyampaikan apresiasi kepada para Kepala Daerah bersama Forkopimda dan instansi terkait di seluruh Indonesia yang sudah melakukan berbagai langkah strategis dalam upaya pengendalian inflasi di daerah.
Sementara itu, Direktur Bisnis Perum Bulog, Febby Novita menjelaskan upaya-upaya stabilisasi harga bahan pangan yang telah dilaksanakan selama ini. Dikatakannya, stok beras 667.449 ton dengan CBP sebanyak 603.212 ton. Penambahan stok terus dilakukan, baik dari produksi dalam negeri maupun beras impor yang mulai masuk.
“Penyebaran stok dilakukan untuk memenuhi gudang-gudang di seluruh Indonesia, sehingga Bulog siap untuk melaksanakan penugasan penyaluran CBP selanjutnya, termasuk SPHP dan bantuan pangan tahap berikutnya,” ujar Febby.
Dia melanjutkan, sekarang BMKG memprakirakan adanya potensi kemunculan el nino di semester II-2023 dan semester I-2024, waspadai pengaruhnya terhadap penurunan pasokan dan kenaikan harga pasaran.
Jika prakiraan tersebut tepat, ungkap Febby, maka akan terdapat 2 kondisi yang perlu diperhatikan yakni perlu optimalisasi serapan di bulan Juli 2023 untuk menjaga stok CBP dan terdapat potensi harga di bulan Agustus 2023 hingga Februari 2024 meningkat signifikan di atas realisasi Februari 2023 yang tergolong tinggi.