Azwar: Lepadsi Menampung Semua Tokoh untuk Wujudkan Masyarakat Madani

Azwar Abubakar

PORTALNUSA.com | BANDA ACEH – Ketua Lembaga Pemerhati dan Advokasi Syariat Islam (Lepadsi), Azwar Abubakar mengatakan, di lembaga yang dideklarasikan pada 2 April 2023 itu berkumpul orang-orang dengan berbagai kompetensi dan ketokohan.

“Kita tampung semuanya untuk secara bersama-sama kita merumuskan, mewujudkan masyarakat madani yang kita cita-citakan,” kata Azwar Abubakar ketika menyampaikan sambutan pada Tabligh Akbar dan Doa untuk Negeri dalam rangka Memperingati Tahun Baru Islam 1445 H, di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Rabu malam, 19 Juli 2023.

Berita sebelumnya: Para Veteran Turun Gunung, Ada Apa dengan Syariat Islam Aceh?

Pada bagian awal sambutannya, Azwar mengutip terjemahan Alquran Surat Ali Imran ayat 104: “Hendaklah ada di antara kamu segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung.”

Menurut Azwar, orangorang di Lepadsi yang mengajak (menyerukan) pada kebajikan dan mencegah dari yang mungkar ada macam-macam kelasnya.

“Ada kelas yang punya kewenangan, punya kekuasaan, punya duit, punya pengaruh. Ada juga dengan ilmu, pikiran, pengalaman, bahkan ada juga veteran. Juga tokoh-tokoh lain kita tampung semuanya untuk merumuskan dan mewujudkan masyarakat madani yang kita cita-citakan,” tandas mantan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Indonesia semasa kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono- Boediono.

Menyinggung peringatan Tahun Baru Islam 1445 Hijriah bertema “Hijriah Mewujudkan Masyarakat Madani” menurut Azwar bukan sesuatu yang mudah.

“Hijriah perlu pengorbanan. Hijriah bersedia pindah dari comfort zone ke competed zone,” katanya.

Azwar juga menyinggung tentang penegakan syariat Islam di Aceh. Menurutnya, kerangka utama penegakan syariat Islam dimulai pada penguatan akidah atau tauhid dan akhlak umat.

“Dua aspek ini menjadi landasan yang menentukan keberhasilan pelaksanaan syariat Islam dalam aspek yang lain. Di sini pentingnya pendidikan, baik di keluarga, madrasah atau sekolah maupun masyarakat melalui pendidikan keagamaan,” ujarnya.

Pelaksanaan syariat Islam, lanjut Azwar akan berhasil dengan sempurna bila seluruh pemangku kepentingan dan masyarakat memiliki komitmen dan kesadaran yang sama pada konsepsi tujuan, sasaran, target, rencana strategis dan langkah-langkah konkret pelaksanaan syariat Islam.

Azwar juga mengutip apa yang dikatakan mantan gubernur Aceh, Ibrahim Hasan.

“Pak Ibrahim Hasan pernah bilang sama saya bahwa Aceh punya Tuhan dan punya tuan. Nah, Pak Gubernur adalah tuan yang dibantu oleh DPR. Pak Gubernur sibuk, kami bantu pengalaman, kami bantu pikiran. Kompak. Ada waktu untuk kami, kami juga ada bantu untuk Bapak,” ujarnya.

Lalu, (kalau ada yang menanyakan), Azwar apa tanggung jawabnya, kan (dia) sudah selesai.

“Karena saya tahu sedikit-sedikit makanya saya akan beri tahu kepada yang berwenang,” katanya.

Terkait pendidikan, menurut Azwar, arah pendidikan Aceh yang berlandaskan syariat ditujukan pada pembentukan pribadi muslim yang beriman, bertakwa, barkarakter mulia, berpengetahuan luas, berketerampilan, dan memiliki daya saing yang kuat dalam percaturan global.

Sedangkan mengenai ekonomi, menurut Ketua Lepadsi, dibangun berdasarkan syariat Islam, tidak eksploitatif dan tidak manipulatif dalam transaksi ekomoni.

Ekonomi syariat, bertujuan menciptakan tatanan ekonomi yang merata. Atmosfer ekonomi yang terbuka di iklim investasi yang kondusif berpihak kepada kaum lemah. Sumber-sumber produksi tidak dikuasai oleh segelintir orang.

“Ekonomi berdasarkan syariat adalah yang mampu membangun sentra produksi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” pungkas tokoh Aceh yang terpilih sebagai anggota DPR RI pada 2009 dan duduk di Komisi I membidangi pertahanan dan urusan luar negeri.[]