Kerusakan Infrastruktur Akibat Banjir Aceh Barat Capai Rp 34 M, Bupati Umumkan Status Darurat

Kepala Dinas PUPR Aceh Barat, Dr Kurdi meninjau jalan antardesa yang putus akibat banjir di Desa Seumantok, Kecamatan Pante Ceureumen, Rabu 22 November 2023. (Foto Rico Maharsi/Portalnusa.com)

PORTALNUSA.com | MEULABOH – Bencana banjir yang melanda wilayah Aceh Barat telah menyebabkan kerugian akibat kerusakan infrastruktur mencapai Rp 34.56 miliar. Pemkab Aceh Barat telah mengumumkan status darurat bencana.

Kepala Dinas PUPR Aceh Barat, Dr Kurdi ST MT kepada Portalnusa.com, Rabu, 22 November 2023 mengatakan, nilai kerugian sebesar Rp 34,56 miliar tersebut merupakan hasil penghitungan tim observasi di lapangan imbas kerusakan infrastruktur jalan, jembatan dan irigasi.



Dijelaskan Kurdi, pada Rabu pagi pihaknya turun ke lokasi banjir untuk melakukan penanganan serius pada sejumlah infrastruktur yang rusak seperti akses jalan.

Baca: Banjir Tenggelamkan Aceh Barat, Jalan dan Jembatan Putus

“Mulai hari ini, dua alat berat kita mobilisasi ke Desa Seumantok untuk penanganan darurat terhadap jalan penghubung antardesa yang putus,” terangnya.

PUPR juga mengerahkan alat berat ke lokasi lain yang perlu dilakukan penanganan darurat.

Penanganan darurat ini tidak terlalu efektif namun diusahakan untuk dapat dilalui kendaraan.

“Alat berat sedang bekerja, butuh 4 sampai 7 hari untuk penanganan namun tetap kita usahakan selesai secapat mungkin,” tutup kurdi.

Adapun infrastruktur yang rusak meliputi jembatan gantung Cot Manggi-Tamping di Kecamatan Panton Reu-Pante Ceureumen senilai Rp 6 miliar, dua  jembatan gantung Tanjong Meulaboh Kecamatan Kaway XVI senilai Rp 2 miliar, abutmen jembatan rangka baja Gaseu-penghubung Kecamatan Sungai Mas-Woyla Rp 2.5 miliar.

Berikutnya, talud dan bahu rangka baja Babah Krueng Manggi, Kecamatan Panton Reu Rp 800 juta, talud jalan Pasie Jumpa dan Bahu jalan 60 meter di Kecamatan Kaway XVI Rp 500 juta.

Tebing Sungai Krueng Woyla 250 meter di Kecamatan Woyla senilai Rp 6,5 miliar. Tebing Sungai Krueng Meureubo di kawasan Gampong Lango, Pante Ceureumen, Seumantok, Babah Lueng, Alue Kemang, Kecamatan Pante Ceureumen sepanjang 500 meter senilai Rp 12 miliar.

Kemudian, ruas jalan Meunasah Rayeuk-Pante Ceureumen ditambah talud, timbunan dan drainase 80 meter di Kecamatan Pante Ceureumen Rp 750 juta.

Ruas jalan Kajeung-Tungkop tiga titik penanganan ditambah talud dan drainase senilai Rp 1 miliar.

Selanjutnya ruas Jalan Kajeung-Seuradeuk sebanyak lima titik penanganan ditambah talud dan drainase 60 meter di kawasan Sungaimas-Woyla Timur Rp 500 juta.

Status darurat

Pemkab Aceh Barat telah mengumumkan status darurat banjir, sebagai langkah penanganan darurat terhadap bencana banjir yang melanda sedikitnya 10 kecamatan di kabupaten itu.

Pj Bupati Aceh Barat, Drs Mahdi Efendi mengatakan telah melaporkan secara resmi bencana alam itu kepada Pj Gubernur Aceh serta instansi terkait di provinsi.

“Kita telah mengumumkan status darurat banjir, serta telah melaporkan bencana ini ke pemerintah atasan, sebagai bagian langkah koordinatif untuk penanggulangan kedaruratan,” kata Mahdi Efendi, Rabu 22 November 2023.

Dijelaskan Mahdi, bencana banjir di Aceh Barat membuat 4.342 KK dan 11.162 jiwa menjadi korban terdampak.

Banjir ini merusak sarana umum, pemukiman penduduk, serta lahan pertanian dan perkebunan, termasuk beberapa jembatan.

Sebagian besar sekolah yang terendam banjir tak bisa melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahkan ratusan aparat sipil negara (ASN) juga tak masuk kantor karena rumahnya masih terendam.

Selain itu, saat ini Pemkab Aceh Barat sedang melakukan koordinasi intensif dengan berbagai pihak untuk memberikan bantuan serta upaya rehabilitasi terhadap wilayah yang terdampak.

“Kami akan terus memberikan pembaruan data mengenai perkembangan situasi dan respons yang dilakukan oleh pihak berwenang terkait bencana ini,” tutup Mahdi.[]