Mahasiswa Unimal Menuntut Polisi Usut Tuntas TPPO Kasus Rohingya

Puluhan Mahasiswa Unimal menggelar orasi dan teatrikal menuntut pengusutan kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO), di Taman Riyadah Kota Lhokseumawe, 23 Desember 2023. (Foto Portalnusa.com)

Laporan T. Moundary, Lhokseumawe

PORTALNUSA.com | LHOKSEUMAWE – Puluhan Mahasiswa Universitas Malikusaleh dari Dewan Perwakilan Mahasiswa Ilmu Sosial dan Politik melakukan aksi teatrikal dan aksi orasi di Taman Riyadah Jl. Merdeka, Kuta Blang Kota Lhokseumawe, Sabtu 23 Desember 2023.

Pelaksanaan aksi tersebut mendapat banyak perhatian penguna jalan yang melintas karena dilakukan di tengah kota dan mendapat pengawalan ketat dari pihak kepolisian Polres Lhokseumawe.

Koordinator aksi Fualdhi Husaini Hasibuan kepada Portalnusa.com menerangkan, ada 2 penyataan sikap yang di sampaikan kepada pihak Kepolisian dan Pemerintah Indonesia yaitu:
1. Mendesak Kepolisian Republik Indonesia, mengusut tuntas indikasi Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) terhadap pengungsi Rohingya di seluruh wilayah Indonesia, dan menghukum pelakunya.

2. Mendesak Pemerintah Indonesia untuk ikut andil dalam mengembalikan stabilitas politik dan demokrasi di Myanmar, agar etnis Rohingya yang terusir, dapat kembali ke negara asalnya.

Menurut Fualdhi, hal ini mereka lakukan karena banyaknya kejanggalan-kejanggalan terhadap pengungsi rohingya, Beberapa hari yang lalu Presiden Republik Indonesia juga sudah mengeluarkan pernyataan kuat adanya dugaan indikasi Tindak Pidana Perdagangan Orang atau (TPPO) terhadap fenomena pengungsian etnis Rohingya tersebut.

Awalnya, masuknya etnis Rohingya di Aceh diterima baik oleh masyarakat, namun respons positif tersebut tidak bertahan. Beberapa waktu lalu terjadi penolakan di Sabang yang menjadi viral di media sosial.

Masyarakat Aceh, terutama di Sabang, menolak kehadiran pengungsi etnis Rohingya karena dianggap memiliki perilaku buruk dan tidak sesuai dengan budaya lokal. Penolakan juga terjadi di beberapa daerah lain di Aceh, seperti di Banda Aceh, Pidie, Gayo Lues dan daerah Aceh lainya.

“Bagi kami, etnis Rohingya tetaplah korban dari ulah oknum-oknum yang mencari keuntungan dengan memanfaatkan kondisi etnis Rohingya itu sendiri. Menurut pandangan kami, fenomena kasus etnis Rohingya ini harus diselesaikan dimulai sampai ke akar-akarnya” terang Fualdhi.

Diakhir pelaksanaan kegiatan tersebut, ditutup oleh adegan Teatrikal Mahasiswa Unimal, yang menceritakan bagai mana penderitaan masyarakat rohingya disiksa dan dibunuh di negaranya dan akhirnya mereka harus mengungsi ke negara lain untuk menyelamatkan diri.[]

Writer: Teuku MoundaryEditor: Redaksi