Usir Polisi dan Politisi, Warga Cheran Hidup Bahagia

Foto tangkapan layar dari kanal youtube Jelajah Bumi.

“KETIKA kejahatan semakin merajalela, pejabat pemerintah dan polisi korup, politisi menerima suap, hanya satu jawaban untuk menyelesaikan ini, usir mereka semua. Dan itulah yang terjadi di Cheran, sebuah kota kecil di Negara Bagian Michoacan Mexico, berjarak sekitar 360 km dari Mexico City. Kisah kota tanpa negara yang sangat menginspirasi ini dikutip Portalnusa.com dari kanal Youtube Jelajah Bumi.”

Cheran adalah kota tanpa negara yang warganya hidup bahagia setelah mengalahkan kejahatan.

Cheran merupakan sebuah kota kecil yang terletak di Negara Bagian Michoacan Mexico.

Dalam bahasa setempat kata Cheran memiliki arti tempat ketakutan. Hal ini mengacu pada landscape sebagian wilayah Cheran yang tidak bersahabat berupa puncak dan jurang tidak beraturan.

Cheran juga terkenal dengan kekacauannya mulai dari kejahatan kartel narkoba yang terorganisir, kasus illegal logging yang begitu parah, polisi yang korup dan banyaknya politisi yang terlibat suap.

Intinya, kondisi tempat ini benar-benar buruk dan belasan ribu warganya telah muak dengan pemerintah.

Keluhan warga tak lagi ditanggapi dan pemerintah maupun aparat justru melindungi kartel sambil menikmati uang suap yang diberikan.

Kemarahan warga pun tak terbendung. Puncaknya, mereka bangkit dan melakukan perlawanan besar-besaran dan secara bersamaan mereka mengusir kartel, polisi, serta politisi.

Akhirnya kota ini berdiri sendiri tanpa politisi dan tanpa negara yang mengatur pemerintahannya. Peristiwa itu juga dikenal sebagai Cheran yang mengalahkan kejahatan.

Cheran memiliki sejarah yang menarik. Wilayah ini dihuni oleh penduduk asli yaitu Purepecha yang telah menetap sejak zaman pra-Colombus.

Selama beberapa dekade terakhir Cheran menghadapi masalah serius terkait penebangan hutan ilegal oleh sindikat kriminal yang kuat.

Pohon-pohon ditebang secara besar-besaran meninggalkan tanah yang gersang dan memusnahkan habitat alami bagi flora dan fauna asli.

Selain itu kegiatan ilegal ini juga menyebabkan konflik sosial dan ketegangan di antara penduduk setempat.

Dahulunya, kota berpopulasi 16.243 jiwa ini juga dikuasai geng-geng kartel narkoba yang tak segan melakukan kekerasan bahkan mencabut nyawa orang dalam menjalankan aksinya.

Selama bertahun-tahun warga Cheran mendapat berita pembunuhan dan penculikan hampir setiap hari yang dilakukan orang-orang bertopeng dengan memeras usaha-usaha kecil.

Kemudian selama bertahun-tahun warga juga menyaksikan langsung truk demi truk melewati rumah mereka dengan tumpukan kayu ilegal.

Kayu-kayu ini ditebang oleh kartel narkoba dan dijual untuk mendapatkan keuntungan pribadi.

Hingga akhirnya, pada 2011 para penebang semakin dekat dengan salah satu mata air yang menjadi sumber kehidupan banyak penduduk setempat.

Tidak puas dengan tindakan pemerintah yang lambat, dan terkesan tidak peduli, masyarakat Cheran pada 2011 memutuskan untuk mengambil alih kendali atas wilayah mereka sendiri.

Mereka melakukan aksi protes dan memblokir jalan masuk ke kota untuk mencegah aksi bagi kendaraan yang membawa kayu ilegal.

Warga menyandera beberapa penebang kayu. Langkah ini menyulut pertempuran sengit antara warga dengan kelompok kriminal bersenjata yang mendukung penabangan liar.

Dengan bermodalkan golok, parang, dan senapan, ribuan warga yang terdiri pria dan wanita bersatu yang akhirnya berhasil mengusir kartel ini meninggalkan wilayah mereka.

Tak lama usai kekacauan besar itu, polisi dan politisi lokal turut diusir karena warga mengetahui mereka bekerjasama dan terlibat dengan jaringan kriminal.

Partai politik juga dilarang hingga saat ini karena dianggap menyebabkan perpecehan di masyarakat.

Kini, untuk mengatur wilayah mereka, Cheran membentuk sebuah sistem di mana masing-masing dari empat distrik di Cheran mengirim para wakilnya ke sebuah dewan kota yang dinamakan Dewan Tetua Cheran.

Anggota yang terpilih akan mendapat mandat selama tiga tahun.

Dewan Tetua Cheran inilah yang dipercaya untuk mengendalikan semua spek kehidupan rakyat.

Cheran yang dihuni penduduk asli pun kembali ke akarnya. Mereka melakukan cara kuno untuk memutuskan sesuatu, terbebas dari pengaruh luar.

Warga Cheran juga mendirikan pos pemeriksaan bersenjata di tiga jalan utama yang menuju pusat kota.

Pos-pos pemeriksaan ini dijaga oleh Ronda Comunitaria yang terdiri pria dan wanita setempat yang berperan menggantikan polisi.

Semua kendaraan yang hendak masuk distop, ditanyai dari mana dan mau ke mana.

Cheran juga membuat hukum sendiri untuk pelanggaran yang terjadi di wilayah mereka.

Saat ini Cheran menjadi tempat yang aman bahkan penduduk bisa berjalan-jalan saat malam hari tanpa perlu takut adanya aksi kriminalitas.

Penduduknya juga hidup lebih bahagia dari sebelumnya. Cheran kini membangun sistem pemerintahan yang baru tanpa wali kota, merancang Dewan Kota hingga membentuk milisi sipil untuk menggantikan polisi.

Alhasil, Cheran menjadi salah satu kota dengan tingkat kriminalitas terendah di Mexico.

Karena keberhasilan ini, Pemerintah Mexico mempersilakan Cheran membuat hukum sendiri yang tidak ada dalam konstitusi Mexico.

Hutan Cheran yang dulu rusak kembali rimbun yang juga dijaga oleh Ronda Comunitaria yang setiap hari berpatroli.

Siapapun yang akan menebang pohon harus mendapat izin dari pihak berwenang. Itu pun sangat ketat prosedurnya.

Saat dikuasai kartel diperkirakan separoh dari total 17.000 hektare rusak. Tapi saat ini ribuan hektare hutan berangsur-angsur pulih berkat reboisasi.

Kegiatan ekonomi utama kota ini adalah sektor pertanian, peternakan, dan perdagangan.

Meski saat ini pemerintahnya berdiri tanpa campur tangan negara namun sebagian dananya masih mengalir dari Negara Bagian dan Pemerintah Federal.

Larangan atas partai politik di Cheran juga disahkan oleh pengadilan negara sehingga warga boleh tidak berpartisipasi dalam pemilu lokal, negara bagian, dan federal.

Yang jelas Cheran berhak mengatur negaranya sendiri tanpa adanya campur tangan pemerintah pusat.

Kota Cheran adalah sebuah contoh nyata dari kekuatan masyarakat yang bergerak bersama untuk memperjuangkan keadilan dan lingkungan yang berkelanjutan.

Cheran telah menjadi sosotan global karena perlawanan warganya terhadap kegiatan ilegal penebangan hutan dan korupsi yang meluas.

Cheran adalah contoh nyata dari kekuatan kolektif masyarakat untuk melawan ketidakadilan dan melindungi lingkungan mereka.

Perjuangan mereka memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya partisipasi aktif masyarakat dalam pembentukan masyarakat yang lebih  baik.[]