Dipindah ke Aceh Besar, Tak Ada Lagi SMK Muhammadiyah Banda Aceh?
PORTALNUSA.com | BANDA ACEH – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) RI, Prof. Abdul Mu’ti bersama Wagub Aceh, H. Fadhlullah, SE meletakkan batu pertama pembangunan SMK Muhammadiyah Banda Aceh, Jumat, Jumat, 27 Juni 2025.
Gedung SMK Muhammadiyah Banda Aceh tidak lagi dibangun di lokasi saat ini, yaitu Jalan Ujong Batee, Gampong Seutui, Banda Aceh yang berada satu lokasi dengan saudaranya, SMA Muhammadiyah Banda Aceh.
Menurut informasi yang diterima media ini, lokasi SMK Muhammadiyah Banda Aceh dibangun di lokasi baru di atas lahan yang diwakafkan oleh warga Muhammadiyah Aceh seluas 2.259 meter persegi.
Lokasinya di Jalan Keuchik Amin, Kecamatan Darul Imarah, Kabupaten Aceh Besar.
Peletakan batu pertama atau ground breaking SMK Muhammadiyah turut dihadiri oleh Ketua Tim Penggerak PKK Aceh, Marlina Muzakir; Staf Ahli PKK Aceh, Hj. Mukarramah; Ketua PW Muhammadiyah Aceh, A. Malik Musa, Wali Kota Banda Aceh, Hj. Illiza Sa’aduddin Djamal, dan pejabat Pemkab Aceh Besar.
Terkait lokasi baru SMK Muhammadiyah tersebut, sejumlah alumninya menyatakan bersyukur karena lembaga pendidikan tersebut sudah memiliki lokasi yang sangat mendukung dibanding lokasi yang selama ini di Jalan Ujong Batee, Seutui yang semakin “terjepit” dengan permukiman.
“SMA dan SMK Muhammadiyah Banda Aceh memiliki sejarah panjang, semoga sejarah itu tak hilang hanya karena pindah lokasi,” kata seorang alumni SMK Muhammadiyah Banda Aceh.
Kalangan alumni meyakini masyarakat dan Pemkab Aceh Besar akan sulit menerima jika sekolah tersebut tetap menabalkan nama Banda Aceh karena lokasinya sudah di Aceh Besar.
“Solusinya bisa jadi penamaan SMK Muhammadiyah Aceh Besar/Banda Aceh atau SMK Muhammadiyah Aceh. Yang pasti kalau tetap menggunakan nama SMK Muhammadiyah Banda Aceh diyakini akan banyak yang tidak setuju,” lanjut seorang alumni sekolah tersebut.
Bukan unit sekolah baru
Mendikdasmen Prof. Abdul Mu’ti dalam sambutannya mengatakan, pembangunan sekolah ini bukan hanya hajat Muhammadiyah Aceh, tetapi (kepentingan) bersama dalam mewujudkan pendidikan yang lebih baik.
Mu’ti menjelaskan, pembangunan SMK Muhammadiyah ini bukanlah pembangunan unit sekolah baru, melainkan pengembangan dari pembangunan sekolah yang sudah ada sebelumnya.
“SMK Muhammadiyah ini sudah berdiri cukup lama, cuma sekian lama itu masih bergabung dengan SMA Muhammadiyah di Banda Aceh,” ujarnya.
Pada kesempatan itu Mu’ti menyampaikan terima kasih kepada pihak keluarga yang telah mewakafkan tanah untuk pembangunan gedung SMK Muhammadiyah Banda Aceh.
Ia berharap, lanjutan pembangunan juga dapat bantuan dari pihak lainnya.
“Tentu kami berterima kasih karena lahan untuk SMK ini adalah wakaf dari Pak Mahdi berserta keluarga,” katanya.
“Insya Allah nanti proses wakafnya juga akan segera diurus, ikrar wakafnya sudah ada, mudah-mudahan nanti bisa dapat dibantu oleh pihak-pihak yang terkait,” lanjut Mu’ti.
Prof. Mu’ti menegaskan bahwa Presiden Prabowo telah menetapkan prioritas nasional untuk merehabilitasi sarana dan prasarana pendidikan.
“Tahun ini, pemerintah menargetkan rehab 10 ribu lebih sekolah di seluruh Indonesia. Komitmen Presiden adalah tidak boleh ada lagi sekolah yang roboh atau tidak layak. Kita ingin Indonesia bermartabat dimulai dari pendidikan yang bermutu dan fasilitas yang memadai,” demikian Mendikdasmen RI.
Dukungan penuh
Sebelumnya Wagub Aceh, Fadhlullah menyampaikan dukungan penuh terhadap pengembangan pendidikan kejuruan milik Muhammdiyah di Aceh.
Fadhlullah juga megatakan bahwa Pemerintah Aceh telah memiliki SMK Penerbangan dan meminta dukungan Menteri untuk pengembangan SMK Penerbangan tersebut.
Dikatakan Wagub Fadhlullah, Aceh memiliki potensi besar untuk mendirikan sekolah pilot karena telah memiliki fasilitas pendukung seperti pesawat.
Selain itu, Fadhlullah juga menilai pentingnya mendirikan sekolah berbakat keolahragaan guna mendukung prestasi Aceh di tingkat nasional.
“Saat PON terakhir, Aceh berada di posisi ke-6. Kita butuh sekolah kebakatan olahraga agar prestasi itu bisa lebih baik lagi. Ini menjadi dua kado yang kami harapkan bisa diwujudkan Bapak Menteri,” tandas jWagub Aceh.[]