Festival Toet Apam, Upaya Warga Sabang Melestarikan Warisan Indatu

Health & Safety Manager SBA, Burhansyah Usman (foto atas) dan Budi Harianto selaku Packing Plant Lhokseumawe Coordinator SBA (foto bawah) menerima penghargaan Zero Accident Award 2022 (Nihil Kecelakaan Kerja Tahun 2022) dari Pemerintah Aceh yang diserahkan Kadisnakermobduk Aceh Akmil Husen, SE., M.Si, pada acara Apel Bulan K3 Nasional 2023 di halaman Kantor Disnakermobduk Aceh, Kamis, 9 Februari 2023. (Foto Humas SBA)

PORTALNUSA.com | SABANG – Khanduri apam atau masyarakat Aceh menyebutnya toet apam merupakan tradisi tahunan yang tetap dilestarikan oleh masyarakat Aceh.

Apam atau serabi dibuat secara khusus di bulan rajab atau sebulan menjelang masuknya Ramadhan.



Sebagai upaya melestarikan kuliner warisan indatu, masyarakat Gampong Aneuk Laot, Kota Sabang menggelar Festival Toet Apam, Kamis, 9 Februari 2023.

Pj Wali Kota Sabang, Reza Fahlevi ketika membuka festival mengatakan,  festival ini menjadi bagian dari tradisi masyarakat Aceh yang setiap bulan Rajab membuat apam atau serabi.

Semangat dari tradisi ini, kata Reza bukan hanya untuk melestarikan kuliner warisan indatu tetapi juga saling berbagi dan membantu antarsesama.

“Jadi apam ini dibakar dan dimakan bersama serta dibagikan kepada orang-orang kampung. Kegiatan seperti ini harus terus kita kembangkan sebagai upaya melestarikan kuliner yang menjadi tradisi warisan budaya dari indatu kita,” kata Reza Fahlevi.

Menurutnya, kegiatan ini juga membangkitkan nilai-nilai sosial dalam bermasyarakat, seperti nilai kebersamaan, gotong royong dan saling membantu serta berbagi.

“Dari sisi pariwisata, kegiatan ini akan bernilai ekonomi apabila kita kemas dengan baik, sehingga akan banyak wisatawan yang datang. Jadi ke depannya kita bisa mengelola even ini dengan sebaik-baiknya,” ujarnya.

Sementara itu, Keuchik Aneuk Laot, Armia Ali menjelaskan, kegiatan ini merupakan yang kedua kalinya digelar secara terbuka di Gampong Aneuk Laot.

Sebagai gampong percontohan adat di Kota Sabang, pihaknya berkomitmen untuk melestarikan kembali budaya toet apam, setelah sempat vakum akibat pandemi Covid-19.

“Kegiatan yang kedua kalinya kami gelar ini didukung seluruh masyarakat Gampong Aneuk Laot. Ibu-ibu juga ikut membantu dan bergerak demi melestarikan adat istiadat Aceh ini. Kita ingin mengembangkan kembali kegiatan ini, agar para generasi muda lebih mengenal adat sebagai khasanah yang sejak dulu berkembang di masyarakat,” jelasnya.

Gagasan penyelenggaraan Festival Toet Apam ini tak terlepas dari peran Kelompok Masyarakat Sadar Wisata (Pokdarwis), Pemangku Adat, Panglima Danau Aneuk Laot, Tuha Peut dan Keuchik Aneuk Laot.

Seluruh masyarakat Gampong Aneuk Laot juga ikut berpartisipasi menyemarakkan festival ini, terutama kaum ibu dari Jurong Guda Meuh, Putro Ijo, Putro Bungsu, dan Putro Haloh, yang ikut beramai-ramai membakar apam.(adv)