Yayasan Apel Green Beri Pendidikan Lingkungan untuk Pelajar di Aceh

Direktur Yayasan Apel Green Aceh, Rahmad Syukur melaksanakan sosialisasi pendidikan lingkungan terhadap pelajar Aceh untuk tahap awal berlangsung di SMAN 3 Kuala, Nagan Raya, Sabtu, 9 September 2023. (Foto Zuraida/Portalnusa.com)

Laporan Zuraida, Banda Aceh

PORTALNUSA.com | BANDA ACEH – Yayasan Apel Green Aceh memberikan pendidikan lingkungan bertajuk Sekolah Hijau dan Pelajar Sadar Lingkungan.

“Ini salah satu cara penanaman karakter dan kesadaran pelajar terkait kepedulian lingkungan,” ujar Direktur Yayasan Apel Green Aceh, Rahmad Syukur.

Menurut Rahmad, beberapa program dan penanaman karakter peduli lingkungan terus diadakan di tingkat SMA sederajat. Sehingga sekolah tersebut dapat menjadi sekolah yang hijau dan asri dan juga mendukung sekolah bisa mendapatkan gelar Adiwiyata.

Program sekolah hijau ini dilakukan di sejumlah sekolah dan pertama kali dilakukan sosialisasi pelajar sadar lingkungan di SMA Negeri 3 Kuala, Nagan Raya dan terus berlanjut ke SMA sederajat lainnya.

“Kami memiliki berbagai program unggulan terkait ke-adiwiyata-an,” ungkap Rahmad.

Beberapa program unggulan tersebut di antaranya komposting. Awalnya, proses komposting dilakukan secara mandiri. Namun karena keterbatasan fasilitas pengolahan dan banyaknya sampah organik, kini proses komposting dilakukan secara swadaya.

“Pengumpulan sampah organik tetap kami lakukan sendiri. Kemudian hasil komposting digunakan untuk tanaman yang ada di sekolah,” terang Rahmad Syukur.

Selain itu, terdapat juga budidaya hidroponik, rumah kaca, biopori, pemilahan sampah, pengolahan sampah organik dan anorganik, serta penghematan energi.

Dikatakannya, meski saat ini program tersebut belum bisa berjalan secara maksimal, namun tidak menyurutkan niat dan semangat mereka untuk terus peduli terhadap lingkungan.

“Kami terus menjaga ritme untuk menjadikan sekolah pelopor penyelamat lingkungan dan sekolah hijau,” tambah Rahmad.

Kepala SMA Negeri 3 Kuala, Yuswaruddin, S,Pd sangat mendukung program pelajar sadar lingkungan. Pihak guru juga turut berpartisipasi langsung dalam kegiatan-kegiatan peduli lingkungan.

“Kami menamkan karakter untuk peduli lingkungan. Meski membutuhkan waktu yang lama tetap kami upayakan terus, karena jika sudah menjadi karakter maka mereka sudah tidak ada keterpaksaan lagi,” demikian Yuswaruddin.[]