Strategi Distanbun Aceh Meningkatkan Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura di Pulau Terluar

Bupati Simeulue, Ahmadlyah didampingi Forkopimda menerima penyerahan alat pertanian dari Kadistanbun Aceh, Ir. Cut Huzaimah ketika melakukan kunjungan kerja ke wilayah kepulauan tersebut beberapa waktu lalu. (Dok Distanbun Aceh)

ACEH merupakan salah satu provinsi penghasil beras yang memberikan kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan pangan nasional. Capaian produksi padi Aceh menurut data BPS (ATAP 2022) yang dirilis 1 Maret 2023 sebesar 1.509.456 ton gabah kering giling (GKG) dan produksi beras sebesar 869.572 ton. Khusus di pulau terluar (Kabupaten Simeulue) yang mempunyai luas baku sawah 7.171 hektare, capaian produksi padi tahun 2022 sebesar 11.648 ton GKG dari target produksi 26.092 ton. Kondisi ini tentu belum mencapai target sesuai yang diharapkan demikian juga produktivitasnya masih di bawah kabupaten lain, sehingga perlu perhatian dari semua pihak agar wilayah kepulauan tersebut mampu memenuhi kebutuhan pangannya secara mandiri. Lalu, apa saja langkah atau strategi yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan produksi pangan di Simeulue? Berikut penjelasan Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Aceh, Ir. Cut Huzaimah, MP kepada media ini sekembali dari kunjungan kerjanya ke kepulauan berpenduduku 94.251 jiwa tersebut beberapa hari lalu.

Kadistanbun Aceh, Ir. Cut Huzaimah, MP disambut antusias oleh masyarakat dan pejabat Simeulue ketika melakukan kunjungan kerja ke wilayah kepulauan tersebut beberapa waktu lalu. (Dok Distanbun Aceh)

Menurut Cut Huzaimah, tantangan pertanian ke depan akan semakin kompleks seiring maraknya alih fungsi lahan, penurunan lahan subur, serta peningkatan permintaan pangan dan tantangan ketahanan pangan lainnya.

Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Distanbun Aceh, Ir. Nurlaila, MT menikmati lobster ketika mendampingi kunjungan kerja Kadistanbun Aceh ke Simeulue beberapa waktu lalu. (Dokumen Distanbun Aceh)

“Namun, dari tantangan itulah ditemukan peluang besar. Di Pulau Simeulue ini bisa kita kembangkan sektor pertanian baik dari komoditas tanaman pangan maupun hortikultura serta sektor perkebunan,” ujar Kadistanbun Aceh.

Menurutnya, pada 2018 di Kabupaten Simeulue, tepatnya di Desa Sebbe, Kecamatan Simeulue Tengah pernah menghasilkan bawang merah dengan produktivitas ±12 ton per hektarnya di mana produktivitas tersebut diatas rata rata nasional yang hanya 9,3 ton.

Ditinjau dari sisi potensi lahan, Kabupaten Simeulue memiliki lahan yang luas, dan jika diberdayakan secara maksimal, Kabupaten  Simeulue bisa swasembada pangan, Mungkin dari sisi pengairan yang perlu sentuhan bagaimana membuat lahan ini dapat pasokan maupun pemanfaatan air yang teratur. Artinya, pengairan berfungsi di saat dibutuhkan, tidak kurang juga tidak berlebihan sehingga menjadi lahan rawa yang produktif.

Kadistanbun Aceh bersama Pj Bupati Simeulue dan Forkompimda melakukan penanaman bawang perdana di Simuelue. (Dokumen Distanbun Aceh)

Pemerintah Aceh melalui Distanbun juga fokus dalam pengembangan tanaman padi sebagai sumber pangan utama masyarakat Aceh. Hal ini dibuktikan dengan memberikan bantuan di antaranya pengembangan tanaman  padi dan kegiatan lainnya yang mendukung pembangunan pertanian.

Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh menyambut baik kegiatan yang dilaksanakan di Kabupaten Simeulue yaitu Tanam Padi Serentak “HUMASA SEBBEL–KHUMAHA HEBAH” .

Memang ditemukan beberapa tantangan yang perlu diatasi di Kabupaten Simeulue, seperti kondisi drainase yang belum teratur, tanah yang masam sehingga perlu sentuhan teknologi perbaikan pengairan dan pemupukan yang baik dan benar. Di samping itu semangat petani yang perlu terus mendapat perhatian semua pihak.

Kadistanbun Aceh, Ir. Cut Huzaimah, MP foto bersama seusai menyerahkan alat pertanian untuk masyarakat Simeulue. (Dokumen Distanbun Aceh)

“Tantangan inilah yang harus kita terobos, sehingga mencerminkan langkah berani bagi masyarakat Kabupaten Simeulue untuk melangkah lebih sukses saat ini dan seterusnya.

Salah satu upaya peningkatan produktivitas padi di Kabupaten Simeulue yaitu perbaikan infrastruktur lahan dan air melalui kegiatan optimasi lahan rawa yang pemanfaatannya digunakan oleh masyarakat/kelompok tani.

Disinilah peran masyarakat tani untuk dapat memanfaatkan serta merawat hasil perbaikan infrastruktur air sehingga dapat meningkatkan IP dan Kabupaten Simeulue mempunyai potensi besar untuk meningkatkan produksi padi dan dapat menjadi salah satu kabupaten lumbung pangan, utamanya padi.

Dalam kunjungan kerja ke Simeulue, Kadistanbun Aceh juga melakukan tanam perdana bawang merah di UPTD BBU Desa Sebbe, di mana menurut data   bahwa di Desa Sebbe pernah mengasilkan bawang merah dengan produktivitas ±12 ton per hektar-nya atau di atas rata- rata nasional yang hanya 9,3 ton. “Kita berharap suses ini bisa dicapai kembali pada tahun-tahun berikutnya,” ujar Huzaimah.

Pada kunjungan kerja tersebut Kadistanbun Aceh didampingi oleh Kepala Bidang Sarana dan Prasarana, Ir. Nurlaila, MT; Kabid Tanaman Pangan, Safrizal, SP.M.Sc; Kabid Hortikultura, Ir. Chairil Anwar, MP; dan Kabid P3BUN, Fakhrurrazi, SP.M, Sc.[]