Sulit Menang di Aceh, Timnas Prabowo-Gibran Kambinghitamkan Politik Identitas?

PORTALNUSA.com | BANDA ACEH – Pernyataan Timnas Prabowo-Gibran di salah satu media nasional yang menyebut sulit menangnya Prabowo-Gibran di Aceh karena politik identitas, dinilai oleh Azwir Nazar alias Tgk Turki selaku Jubir Darat pasangan AMIN sebagai upaya mencari kambing hitam akibat minimnya literasi politik dan tak relevan dalam kontestasi kekinian masyarakat Aceh.

Menurut Azwir, sebagai daerah post conflict dan post disaster, masyarakat Aceh sangat melek politik dan rasional dalam menentukan preferensi pilihan politik, termasuk untuk Presiden dan Wakil Presiden.

Alumni Master Komunikasi Politik UI tersebut mempertanyakan, kenapa dulu Pak Amien Rais, Pak SBY dan Prabowo bisa menang telak di Aceh? Apakah mereka menggunakan politik identitas? Jawaban, tidak.

Amien Rais saat itu dipandang sebagai simbol reformasi dan SBY Bapak Perdamaian, maka mereka menang mutlak di Aceh. Bahkan lima tahun lalu rakyat Aceh juga menaruh perhatian pada Pak Prabowo, tapi akhirnya Prabowo bergabung dan menikmati dengan lahap kekuasaan bersama Jokowi.

“Bagaimana dengan masyarakat Aceh dan rakyat Indonesia yang rela berkorban sampai memilih beliau? Lalu setelah lima tahun kini datang lagi tanpa rasa bersalah dan meminta dukungan. Ya kan rakyat akan bilang sorry ya…” ujar Azwir menirukan kebiasaan ucapan Prabowo.

“Kalau rakyat Aceh akan memilih paslon AMIN itu hak Aceh, karena mayoritas masyarakat menginginkan perubahan tak saja bagi Aceh tapi juga bagi bangsa dan negara Indonesia,” sebut Caleg DPR Aceh dari PKB ini.

Seharusnya, lanjut Azwir, Komandan Fanta (Pemilih Muda) TKN Prabowo-Gibran, Arief Rosyid harus lebih kreatif merancang strategi komunikasi pemenangan dalam mempersuasi masyarakat Aceh.

“Jangan justru membangun stigma negatif dengan menyebut Aceh dengan politik identitas. Ini menyakiti perasaan masyarakat Aceh yang hidup damai dan kosmopolit sejak dahulu,” kata alumni Hacettepe Universitas Ankara tersebut.

“Ya semua muslim pingin bersujud di syurga donk, masa mau joged-joged di neraka,” pungkas mantan Presiden PPI Turki tersebut.[]