Dari Aceh Besar ke Sumedang, Tak Sebatas Ziarah ke Makam Tjoet Nja’

Penjabat Bupati Aceh Besar, Muhammad Iswanto didampingi istri, Cut Rezky Handayani di makam Tjoet Nja' Dhien, kompleks pemakaman Gunung Puyuh, Sumedang, Jawa Barat, Selasa, 7 Mei 2024. (Dok Pemkab Aceh Besar for Portalnusa.com)

PENJABAT Bupati Aceh Besar, Muhammad Iswanto, SSTP, MM bersama istrinya, Cut Rezky Handayani SIP MM, Kadis Kominfo Khairul Huda, SI.Kom plus beberapa pendamping melakukan perjalanan Aceh-Sumedang untuk satu misi khusus–selain misi ziarah ke makam pahlawan nasional Tjoet Nja’ Dhien di Gunung Puyuh. Catatan perjalanan tim kecil tersebut dikirim ke Portalnusa.com dan disajikan sebagai informasi untuk Anda, pembaca setia kami.


Malam merangkak larut ketika rombongan kecil Pj Bupati Aceh Besar Muhammad Iswanto memasuki Sumedang, Jawa Barat, Senin, 6 Mei 2024.

Agak melelahkan memang, apalagi sebelum bergerak ke Sumedang, Iswanto terlebih dahulu melakukan paparan laporan triwulan di Gedung Irjen Kemendagri, Jakarta.

Sumedang merupakan daerah dengan kontur bukit dan gunung. Sumedang berjarak sekitar 45 kilometer dengan Kota Bandung, ibu kota Provinsi Jawa Barat.

Suhu 22 derajat Celcius menyambut tamu dari Aceh Besar pada malam itu.

Temperatur tersebut lebih dingin sedikit dibanding Kota Jantho. Kontur daerahhya sama-sama bukit dan pegunungan.

Malam itu, Iswanto bersama istri dan anggota rombongan memilih langsung beristirahat. Karena keesokan harinya, Selasa, 7 Mei 2024 telah dijadwalkan bertemu pejabat Pemkab Sumedang untuk satu misi khusus, melihat dan mempelajari aplikasi e-Office yang sudah diterapkan oleh Pemkab Sumedang untuk mendukung kegiatan pemerintahan.

***

E-Office adalah aplikasi yang mampu menghadirkan semua data secara real time, lengkap dan mendalam, serta sangat berguna untuk layanan publik.

Aplikasi ini juga digunakan oleh Pemkab Sumedang untuk pendataan masyarakat miskin dan penanganan stunting.

E-Office itu juga menyediakan data lengkap untuk potensi pendapatan daerah, serta solusi untuk merealisasikan potensi pendapatan itu secara maksimal.

“Sumedang kini bisa menghimpun pendapatan asli daerah (PAD) hingga Rp 1 triliun dengan menggunakan kehandalan aplikasi e-Office,” kata Pj Sekdakab Sumedang, Dra Hj Tuti Ruswati M.Si.

Tuti Ruswati dan staf menerima tamu dari Aceh Besar di ruang utama Command Center yang menjadi pusat kendali e-Office yang terhubung secara online ke seluruh jajaran Pemkab Sumedang termasuk BUMD dan lembaga lainnya.

“Kami ingin menerapkan aplikasi e-Office di Aceh Besar, karenanya kami melihat langsung kehandalan aplikasi ini ke Sumedang,” kata Iswanto.

Ruswati bukan hanya menjelaskan seputar aplikasi e-Office, namun juga tentang ragam inovasi kemajuan dari Pemkab Sumedang yang lokasi wilayahnya berada di perbukitan, seperti halnya Kota Jantho.

Dengan berbagai kesamaan kontur daerah, sangat memungkinkan bagi Aceh Besar mengadopsi inovasi teknologi yang sudah diaplikasikan oleh Pemkab Sumedang.

Pertemuan yang penuh dengan semangat kekeluargaan itu berlangsung nyaris satu jam sebelum akhirnya Iswanto meninggalkan Command Center dilepas oleh Hj Tuti Ruswati dan staf utamanya.

Ke makam Tjoet Nja’

Dari Command Center Pemkab Sumedang, Muhammad Iswanto bergerak ke Gunung Puyuh, lokasi makam pahlawan nasional asal Aceh, Tjoet Nja’ Dhien. Jarak Gunung Puyuh dengan Alun Alun Kota Sumedang hanya sekitar satu kilometer.

Lebih kurang satu jam, Iswanto bersama Cut Rezky dan anggota rombongan berada di makam Tjoet Nja’, perempuan perkasa dari Lampadang yang diasingkan Belanda ke Sumedang dan akhirnya wafat di sana pada 6 November 1908.

Masyarakat Sumedang memanggil Tjoet Nja’ dengan sebutan Ibu Perbu atau Ibu Suci. Mereka sangat menghormati Tjoet Nja’.

Penghormatan yang luar biasa untuk Tjoet Nja’ juga diperlihatkan oleh Pangeran Aria Suria Atmadja sebagai Bupati Sumedang kala itu.

Sang bupati menempatkan makam Tjoet Nja’ di antara makam para leluhur Sumedang di Gunung Puyuh.

Suasana haru menyelimuti rombongan dari Aceh Besar ketika berdoa di makam Tjoet Nja’ Dhien. Bahkan Pj Bupati Aceh Besar tak mampu membendung bulir air mata mengalir di pipinya.

Usai berdoa, Iswanto berbincang sembari mendengarkan sejarah dan cerita dari penjaga makam.

Iswanto berpesan kepada penjaga makam dan petugas kebersihan agar tetap semangat dalam menjaga dan merawat makam pahlawan nasional tersebut.

Tjoet Nja’, perempuan perkasa dari Lampadang merupakan menjadi inspirasi bagi masyarakat Aceh dari generasi ke generasi.

Sejarah mencatat bahwa Aceh (khususnya Aceh Besar) dan Sumedang sejak dahulu kala sudah terjalin silaturahmi dan benang merah histori tersendiri.

Dengan kunjungan ini, kedua daerah diharapkan bisa saling berbagi demi kesejahteraan rakyatnya.

Spirit yang pernah dikobarkan oleh Tjoet Nja’ Dhien ketika mengusir kaphe dari bumi Aceh seakan ikut mengangkat doa yang dipanjatkan Iswanto, mengetuk pintu langit, berharap ridha-Nya untuk kebaikan Aceh Besar.[]