Naisabur: Jangan Biarkan Nama Waduk Keuliling Meredup Lagi, Pemkab Aceh Besar Harus Lebih Kreatif

Wakil Ketua Sementara DPRK Aceh Besar, Naisabur, ST (kanan) menyerahkan plakat kepada pemenang lomba dayung perahu naga atau traditional boat race (TBR) di Waduk Keuliling Kuta Cot Glie, Aceh Besar, Minggu, 15 September 2024.(Dok DPRK Aceh Besar)

PORTALNUSA.com | ACEH BESAR – Waduk Keuliling di Kecamatan Kuta Cot Glie, Kabupaten Aceh Besar yang namanya semakin mencuat setelah dijadikan sebagai venue dayung PON XXI Aceh-Sumut diharapkan bisa terus dikelola dengan baik hingga menjadi salah satu destinasi wisata unggulan di Aceh Besar.

“PON XXI telah melambungkan nama Waduk Keuliling ke berbagai penjuru negeri, dan branding ini menjadi modal bagi Pemkab Aceh Besar untuk mengelolanya menjadi salah satu destinasi wisata unggulan,” kata Wakil Ketua Sementara DPRK Aceh Besar, Naisabur, ST.

Harapan itu disampaikan Naisabur, Minggu, 15 September 2024, usai menyerahkan plakat kepada para pemenang lomba dayung perahu naga atau traditional boat race (TBR) yang merupakan salah satu cabang olahraga di PON XXI yang digelar di Waduk Keuliling.

Baca: Waduk Keuliling bukan di Indrapuri tetapi Kuta Cot Glie

Menurut Naisabur, selama PON XXI, Waduk Keuliling berubah layaknya magnet yang menyedot masyarakat dari berbagai penjuru untuk menyaksikan atraksi dayung atlet PON sekaligus menikmati keindahan alam dan waduk itu sendiri.

“Pemanfaatan Waduk Keuliling sebagai venue olahraga dayung juga telah mendorong pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di sekitar wilayah itu. Kondisi seperti ini harus terus dihidupkan. Makanya saya bilang Pemkab Aceh Besar harus lebih kreatif mengelola potensi tersebut,” ujar anggota DPRK Aceh Besar dari Partai Aceh tersebut.

Diingatkan Naisabur, Pemerintah Daerah tidak boleh membiarkan waduk yang telah dibangun dengan anggaran puluhan miliar ini kembali sepi setelah perhelatan PON XXI.

“Pemerintah termasuk Pemkab Aceh Besar harus kreatif dan inovatif agar waduk ini tetap hidup dan menjadi destinasi wisata yang menarik,” ujarnya.

Sebagai putra daerah Kuta Cot Glie, Naisabur berkomitmen mengusulkan berbagai solusi pengembangan wisata di sana.

Menurutnya, pemerintah harus memperindah waduk dan secara rutin menggelar even untuk menarik wisatawan, terutama dari kalangan masyarakat lokal.

“Jika anggaran daerah tidak mencukupi, bisa dicari sumber dana lain. Yang penting, waduk ini harus tetap ramai agar ekonomi masyarakat sekitar terus tumbuh,” lanjutnya.

Keberhasilan PON menunjukkan bahwa Waduk Keuliling memiliki potensi besar sebagai destinasi wisata berkelanjutan. Naisabur mengapresiasi langkah Pemkab Aceh Besar yang memilih waduk ini sebagai lokasi acara (venue) PON sehingga potensi wisatanya diketahui secara luas.

Naisabur berharap potensi Waduk Keuliling harus dijadikan sebagai kepentingan jangka panjang, bukan hanya kepentingan sesaat untuk PON.

“Pemerintah harus terus berinovasi, baik pembangunan infrastruktur maupun promosi, agar waduk ini tetap hidup dan memberi manfaat besar bagi masyarakat,” tandas sosok yang juga dikenal dengan panggilan Keuchik Sabur. []