Masyarakat Sudah Jungkir Balik Antre BBM, Kadis ESDM Aceh Baru Akan Rapat

Foto dokumen antrean BBM subsidi di salah satu SPBU di Meulaboh, Aceh Barat, Jumat, 2 Juni 2023. (ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/nz)

PORTALNUSA.com | BANDA ACEH – Antrean BBM subsidi kembali terulang di Aceh. Belum ada penjelasan dari Pertamina dan Pemerintah Aceh mengenai penyebab terjadinya antrean.

Kepala Dinas ESDM Aceh, Mahdinur yang dihubungi KabarAktual.id, jaringan Asosiasi Media Siber Aceh (AMSA), di dalamnya termasuk Portalnusa.com, mengatakan segera melakukan pertemuan dengan pihak Pertamina guna membicarakan masalah yang diakuinya sangat serius ini.

“Besok kita, rencananya, akan melakukan rapat dengan Pertamina untuk mendapatkan penjelasan dan upaya-upaya terhadap adanya kelangkaan BBM subsidi,” ujarnya, Selasa malam, 28 November 2023.

Baca: Belum Ada Jawaban Pertamina Terkait Penyebab Berulangnya Antrean BBM

Beberapa jam sebelumnya, jaringan media ini juga sudah berusaha memintai konfirmasi dari Manajer Comrel & CSR Pertamina Wilayah Sumbagut, Susanto Satria. Namun, permintaan konfirmasi melalui aplikasi percakapan WhatsApp, masih sebatas di-read dengan centang biru.

Diskriminatif

Persoalan kelangkaan BBM subsidi di Aceh juga ditanggapi Pengamat Kebijakan Publik, Taufik Abd Rahim.

Menurut Taufik, pembatasan distribusi BBM subsidi untuk Aceh dinilai sebagai penindasan terhadap masyarakat daerah ini.

“Dulu dalihnya tidak tepat sasaran sehingga diberlakukan barcode. Setelah itu, BBM tetap langka. Ada apa ini?” tanya Taufik Abd Rahim, akademisi dari Universitas Muhammadiyah Aceh.

Di mata Taufik, kelangkaan BBM subsidi yang selalu terulang adalah kebijakan diskriminatif Pusat terhadap Aceh.

“Kalau tidak ada pihak yang memainkan, tidak mungkin SPBU selalu kehabisan stok BBM subsidi,” ujarnya.

Taufik kemudian membandingkan apa yang dialami Aceh dengan kondisi daerah lain yang jarang sekali mengalami gangguan distribusi.

Karena itu, dia menilai, gangguan itu juga tidak terlepas dari kurangnya keberpihakan Pemerintah Aceh terhadap kesulitan masyarakat kecil.

“Tak punya empati. Mereka biasa saja menyaksikan masyarakat kecil antre berjam-jam menghabiskan waktu di pom bensin,” tandas Taufik.

Dalam penilaian Taufik, Dinas teknis sepertinya belum bekerja maksimal untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi rakyat. Sehingga, krisis BBM subsidi terus saja berulang.

Seharusnya, lanjut Taufik, Pemerintah Aceh bisa melakukan evaluasi secara berkala dengan pihak terkait.

“Misalnya, evaluasi terkait penggunaan barcode. Kenapa setelah diberlakukan barcode, kelangakaan BBM subsidi masih terus terulang di Aceh,” demikian Taufik Abd Rahim. []